KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan berlimpah nikmat berupa kesehatan jasmani maupun rohani kepada Kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Sholawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW.
Kami menyadari tersusunnya makalah ini bukanlah semata-mata hasil
jerih payah kami sendiri, melainkan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu,
Kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu Kami dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal dan menjadikan amal sholeh
bagi semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah
ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin Ya
Rabbal’alamin.
Muara Bulian, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Komponen Evaluasi..................................................................... 2
B. Jenis Evaluasi Kurikulum............................................................. 7
C. Faktor-faktor Evaluasi Kurikulum............................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sehingga pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Setelah
itu adanya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun
dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, salah satunya memuat
standar isi yang didalamnya mengatur tentang pengembangan kurikulum.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Komponen
Evaluasi
2.
Jenis
Evaluasi Kurikulum
3.
Faktor-faktor
Evaluasi Kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komponen Evaluasi
1.
Pengertiaan
Evaluasi dan Kurikulum
Pemahaman mengenai pengertian
evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang
bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena itu penulis mencoba
menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per kata
sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum. Pengertian evaluasi
menurut Joint Committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik
atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan
Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan
prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat
keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray, 1983
mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai
implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses
membuat keputusan. .Sedangkan pengertian kurikulum adalah :
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional);
2. Seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang
Kesehatan.).
3. Menurut Grayson (1978), kurikulum
adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang
diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara
terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi
untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus
diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives)
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai;e. Sedangkan menurut Harsono
(2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik.
Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini
definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak
hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan.
Dari
pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka dapat menyimpulkan bahwa
pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang
manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan.
Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk
mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang
kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
Evaluasi
kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen
kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam
kurikulum tersebut.Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan
penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik,
menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan
penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan,
menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai
kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki
tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan
menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru.
Kurikulum
sebagai sebuah sistem terdiri atas beberapa komponen diantaranya adalah
komponen evaluasi. Dalam dunia praktisi pendidikan kita, termasuk Gurunya lemah
memahami urgensitas sebuah kerja evaluatif. Sehingga proses pembelajaran sering
tidak berakhir dengan baik justru disebabakn kurang akuratnya system penilaian
yang digunakan. Contoh, masih banyaknya Guru kita yang ketika akan mengetahui
tingkat pencapaian pembelajaran siswa, justru hanya menggunakan variable
pemahaman (evaluasi kognitif) dengan mengabaikan penilaian keterampilan
(evaluasi psikomotorik) dan sikap moralitas (evaluasi afektif) siswa.
2. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Diadakan evaluasi di dalam proes
pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan :
a) Perbaikan program.
Dalam
konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena
informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di
dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan.
b) Pertanggungjawaban kepada berbagai
pihak
Selama
dan terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak
pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak
yang dimaksud mencakup baik pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan
kurikulum tersebut maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kulikulum yang
telah dikembangkan. Dengan kata lain, pihak-pihak-pihak tersebut mencakup
pemerintah, masyarakat, orang tua, petugas-petugas pendidikan, dan pihak
lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum yang
bersangkutan. Dalam mempertanggung jawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak
pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum
yang sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan,, jika ada, yang masih terdapat.
c) Penentuan tindak lanjut hasil
pengembangan
Tindak
lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua
kemungkinan pertanyaan : Pertama,
apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke
system yang ada ? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara
yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebar luaskan ke dalam
system yang ada ? ditinjau dari proses pengembangan kurikulum yang sudah
berjalan, pertanyaan pertama di pandang tidak tepat untuk diajukan pada
akhir pengembangan. Pertanyaan itu hanya akan menghasilkan dua jawaban yaitu ya
atau tidak. Secara teoritis dapat saja terjadi jawaban yang diberikan itu
adalah tidak. Bila hal ini terjadi, kita akan dihadapkan pada situasi
yang tidak menguntungkan – biaya, tenaga dan waktu yang telah dikerahkan selama ini ternyata terbuang
dengan percuma atau sia-sia.: peserta didik yang telah menggunakan kurikulum
baru tersebut selama fase pengembangan yang terlanjur dirugikan :
sekolah-sekolah di mana proses pengembangan itu berlangsung harus kembali
menyesuaikan diri lagi kepada cara lama :dan lambat laun akan timbul sikap
skeptic di kalangan orang tua dan masyarakat terhadap pemmbaharuan pendidikan
daalam bentuk apapun. Pertanyaan kedua, dipandang lebih tepat untuk
diajukan pada akhir fase pengembangan kurikulum. Pertanyaan tersebut
mengimplikasikan sekurang-kurangnya tiga anak pertanyaan – aspek-aspek mana
kurikulum tersebut yang masih perlu diperbaiki atau disesuaikan, strategi
penyebaran yang bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan persyaratan-persyaratan
apa yang diperlu diersiapkan terlebih dahulu di dalam system yang ada.
Pertanyaan ini lebih bersifat konstruktif dan dapat diterima dari segi social,
ekonomi, moral maupun teknis.
Untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan yang kedua
maka diperlukan kegiatan evaluasi.
3.
Konsep/Model
Evaluasi Kurikulum
Setelah
mencermati tentang tujuan evaluasi kurikulum, kita harus memahami konsep atau
,model evaluasi, secara garis besar, model evaluasi dapat digolongkan ke dalam
empat rumpun model yaitu measurement, congruence, illumination dan educational
system evaluation.
a) Measurement
Evaluasi pada dasarnya adalah
pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun
kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa,
bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program
pendidikan.
b) Congruence
Evaluasi pada dasarnya merupakan
pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan
hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan hasil
pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan
bimbingan pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak-pihak di luar
pendidikan.
c) Illumination
Evaluasi pada dasarnya merupakan
studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh factor lingkungan,
kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program terhadap
perkembangan hasil belajar. Evaluasi ini lebih didasarkan pada prinsip
pertimbangan yang hasilnya diperlukan untuk penyempuranaan program.
d) Educational System Evaluation
Evaluasi pada dasarnya adalah
perbandingan antara performance setiap dimensi program dan criteria,
yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi
diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara
keseluruhan.
4. Tinjauan Masing-masing Model
Setelah
mencermati keempat model evaluasi tersebut, Kita harus mencermati secara rinci
tinjauan dari masing-masing model/konsep.
a) Measurenment
Konsep ini telah memberikan sumbangan yang sangat berarti
dalam hal penekanan terhadap pentingnya obyektivitas dalam proses evaluasi.
Aspek obyektivitas yang diitekankan oleh
konsep ini perlu dijadikan
landasan yang terus-menerus di dalam rangka mengembangkan konsep dan system
evaluasi kurikulum. Konsep ini sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam berbagai
kegiatan pendidikan, seperti seleksi dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di
sekolah dan kegiatan penelitian pendidikan.
b) Congruence
Konsep ini telah menghubungkan
kegiatan evaluasi dengan tujuan untuk mengkaji efektifitas kurikulum yang
sedang dikembangkan. Dengan mengkaji efektifitas tersebut akan memberikan
balikan kepada pengembang kurikulum tentang tujuan-tujuan yang mana sudah dan
belum dicapai.
c) Illumination
Konsep ini menekankan pentingnya
dilakukan evaluasi yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum yang berlangsung
d) Educational System Evaluation
Konsep ini memperlihatkan banyak
segi-segi positif untuk kepentingan proses pengembangan kurikulum.
Ditekankannya peranan criteria dalam proses evaluasi sangat penting artinya
dalam memberikan cirri-ciri khas kegiatan evaluasi. Tanpa criteria tidak akan
dapat menghasilkan suatu informasi yang
menunjukkan ada tidaknya kesenjangan, inilah yang diharapkan dari hasil
evaluasi. Konsep ini mengemukan perlunya evaluasi itu dilakukan terhadap berbagai
dimensi program, tidak hanya hasil yang dicapai, tapi juga input dan proses
yang dilakukakan tahap demi tahap. Ini penting agar penyempurnaan kurikulum
dapat dilakukan pada setiap tahap sehingga kelemahan yang masih terlihat pada
tahap tertentu tidak sampai dibawa ke
tahap berikutnya.
Dalam
mengevaluasi kurikulum tentu diperlukan kecermatan dalam memilih model yang
mana yang dianggap tepat. Setiap model mepunyai kelebihan dan kelemahan.
Setelah membaca model dari evaluasi kurikulum maka dapat disarankan bahwa
konsep educational system evauationlah yang paling tepat. Kelemahan pada
model-model yang lain dapat ditanggulangi oleh model ini.
B. Jenis Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
terhadap kurikulum mencakup evaluasi sumber daya yang dapat menunjang program
pendidikan, seperti dana, sarana dan fasilitas, tenaga dan penilaian terhadap
siswa sebelum menempuh program. Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap
strategi pelaksanaan kurikulum yang berkenaan dengan proses belajar, mengajar,
bimbingan dan penyuluhan, administrasi supervise, sarana pengajaran dan
penilaian hasil belajar.
Menurut
Sukmadinata (2000:111) ada bebarapa bentuk atau jenis evaluasi. Pertama,
evaluasi hasil belajar. Evaluasi digunakan untuk menilai keberhasilan
penguasaan siswa terhadap proses pembelajaran selalu diadakan evaluasi. Dalam
evaluasi ini ini disusun butir-butir soal untuk megukur pencapaian tiap tujuan
khusus yang telah ditetapkan. Berdasarkan luas lingkup bahan dan jangka waktu
belajar, evaluasi ini dibedakan menjadi evaluasi formatif dan evaluasi
summatif.
1.
Evaluasi
formatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan
belajar dalam jangka waktu yang relative pendek. Tujuan utama evaluasi ini
untuk menilai proses pengajaran. Untuk pendidikan tingkat dasar, test formatif
digunakan untuk menilai kemampuan siswa setelah memahami sub pokok bahasan
tertentu.
2.
Evaluasi
sumatif ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang
lebih luas sebagai hasil belajar dalam limit waktu yang cukup lama, satu
semester atau satu tahun. Evaluasi ini berfungsi untuk tingkat pendidikan
dasar. Misalnnya untuk menilai kemajuan belajar siswa seperti kenaikan kelas,
kelulusan ujian dan seterusnya.
Untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar yang telah
ditetapkan. Ada dua macam norma yang harus diperhatikan, yaitu norm
referenced dan criterion referenced (Chauhan, 1979 : 170-177). Dalam
evaluasi formatif menggunakan criterion referenced yaitu penguasaan siswa yang diukur dengan test belajar lalu
dibandingkan dengan suatu criteria
standard sebagai patokan. Sedangkan evaluasi sumatif menggunakan norm
referenced yaitu penguasaan siswa yang tidak memiliki criteria standard
sebagai patokan penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar.
Kedua, evaluasi pelaksanaan mengajar.
Komponen yang dievaluasi dalam proses pembelajaran adalah keseluruhan dari
proses tersebut secara utuh yang meliputi tujuan mengajar, evaluasi bahan ajar,
strategi, metodologi pembelajaran dan media yang digunakan. Komponen ini
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, isi, metode, organisasi,
fasilitas dan biaya, siswa, guru, keluarga dan masyarakat.
Dalam
referensi yang lain, jenis-jenis evaluasi kurikulum dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu :
- Evaluasi Awal : Di Lakukan Sebelum Pengajaran Diberikan,Fungsinya Ialah Untuk Mengetahui Kemampua Awal Peserta Didik Tentang Pelajaran Yang Akan Diberikan.
- Evaluasi Antara : Dilakukan Pada Setiap Unit Bahan Yang Diberikan Dalam Suatu Mata Pelajaran,Dapat Berbentuk Tes Dan Bentuk-Bentuk Evaluasi Yang Lain Tentang Unit Yang Bersangkutan.
- Evaluasi Akhir : Dilaukan Setelah Pengajaran Diberikan.Fungsinya Ialah Untuk Memperoleh Gambaran Tentang Kemampuan Yang Dicapai Pesrta Didik Pada Akhir Program.
C. Faktor-faktor Evaluasi Kurikulum
1.
Factor-faktor
yang menyebabkan sulitnya merumuskan evaluasi kurikulum secara tegas
Evaluasi
Kurikulum Sukar Di Rumuskan Secara Tegas Hal Itu Disebabkan Beberapa Faktor :
a. Evaluasi Kurikulum Berkenaan Dengan
Fenomena-Fenomena Yang Terus Berubah
b. Objek Evaluasi Kurikulum Adalah
Sesuatu Yang Berubah-Ubah Sesuai Dengan Konsep Yang Digunakan.
c. Evaluasi Kurikulum Merupakan Suatu
Usaha Yang Dilakukan Oleh Manusia Yang Sifatnya Juga Berubah.
Untuk melakukan
evaluasi kurikulum banyak mengalami kendala atau masalah ketika ingin
melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang sedang dikembangkan. Adapun yang
menyulitkan itu adalah dikarenakan fenomena-fenomena dalam kurikulum itu
mengalami perubahan terus-menerus, objek yang akan dievaluasi yaitu kurikulum
berubah dengan sendirinya dikarenakan harus sesuai dengan konsep yang digunakan
dalam kurikulum tersebut dan evaluasi kurikulum yang dilakukakan oleh manusia
sifatnya juga berubah.
R.A Becher, Seorang Ahli Pendidikan dari
Universitas Sussex Inggris menyatakan tiap program pengembangan kurikulum
mempunyai style dan karakteristik tertentu, dan evaluasi Dari program tersebut
akan memperhatikan style dan karakteristik yang sama pula , seorang Evaluator
akan menyusun program evaluasi kurikulum sesuai dengan style dan karakteristik yang dikembangkannya.
2.
Factor-faktor
yang menyebabkan tercapainya tujuan evaluasi kurikulum
Untuk tercapainya
tujuan evaluasi kurikulum, maka ada lima factor yang menyebabkan itu, yaitu :
a. Evaluasi Kontek : Evaluasi ini
diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam perencanaan
program, khususnya dalam penetuan tujuan dan program kurikulum diklat
b. Evaluasi Masukan : Evaluasi ini
diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam penyiapan dan
perbaikan peralatan pendidikan yang meliputi bahan ajar, sarana / alat penunjang
media pengajaran stap pengajar dan sebagainya.
c. Evaluasi Proses / Hasil Jangka
Pendek : Informasi untuk keperluan perbaikan program dan pelaksanaan pendidikan
mencakup baik informasi tentang proses maupun hasil jangka pendek yang dicapai
peserta didik selama dan pada akhir tiap unit program. Kadang-kadang disebut
juga dengan istilah evaluasi implementasi kurikulum. Di sini dipergunakan
istilah proses untuk memperkuat pengertian kurikulum sebagai sesuatu yang
terjadi di sekolah. Lagipula, istilah evaluasi proses dianggap lebih memberikan
kedudukan yang sama antara dimensi kurikulum sebagai ide, rencana, hasil, dan
kurikulum sebagai kegiatan.
d. Evaluasi Dampak / Hasil Jangka
Panjang : Evaluasi ini diadakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan
bagi peninjauan kembali keseluruhan program pendidikan dan penentu kegiatan
tindak lanjut yang diperlukan termasuk perbaikan kurikulum pada siklus /
putaran hidup.
e. Evaluasi Reflektif : Evaluasi yang
diperagunakan untuk menyebutkan jenis evaluasi yang memusatkan perhatiannya
terutama terhadap kurikulum sebagai ide . nama reflektif itu sendiri diambil
dari artikel yang ditulis oleh cohen (1976). Jenis evaluasi ini mencoba
mengkaji mengenai ide yang dikembangkan dan dijadikan landasan bagi kurikulum
dalam dimensi lainnya.
Tercapainya
tujuan evaluasi kurikulum itu disebabkan oleh adanya hasil informasi yang
diperlukan dalam perencanaan program, diketahuinya jenis dari evaluasi yang
digunakan, ditemukannya informasi untuk peninjauan kembali keseluruhan program
pendidikan dan tindak lanjut untuk memperbaiki kurikulum tersebut, diketahuinya
proses jangka pendek yang dicapai oleh peserta didik selama dan akhir dari unit
program.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Evaluasi kurikulum adalah penelitian
yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari
kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan
prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat
keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
Ø Tujuan evaluasi kurikulum adalah Pertama,
perbaikan program. Kedua, pertanggungjawaban kepada berbagai pihak. Ketiga,
Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Ø Model/konsep yang digunakan dalam
evaluasi kurikulum yaitu measurement, congruence, illumination dan educational
system evaluation.
Ø Jenis-jenis evaluasi kurikulum
adalah evaluasi sumatif, evaluasi formatif, evaluasi awal, evaluasi antara dan
evaluasi akhir.
Ø Factor-faktor yang menyulitkan
ketika melakukan evaluasi kurikulum disebabkan oleh fenomena-fenomena yang
terjadi dalam kurikulum terus berubah, objek evaluasi kurikulum berubah sesuai
dengan tuntutan dari konsep tersebut dan apa yang dilakukan oleh manusia pasti
mengalami perubahan.
Ø Tercapainya tujuan evaluasi
kurikulum itu disebabkan oleh adanya hasil informasi yang diperlukan dalam
perencanaan program, diketahuinya jenis dari evaluasi yang digunakan,
ditemukannya informasi untuk peninjauan kembali keseluruhan program pendidikan
dan tindak lanjut untuk memperbaiki kurikulum tersebut, diketahuinya proses
jangka pendek yang dicapai oleh peserta didik selama dan akhir dari unit
program.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurahmansyah. Teori Pengembangan Kurikulum dan
Aplikasi. Jakarta : Grafika Telindo Press. 2009
Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2005
Ibrahim, R dan Masitoh. Evaluasi Kurikulum. Pdf
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق