KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berlimpah nikmat berupa kesehatan jasmani maupun rohani kepada Kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW.
Kami menyadari tersusunnya makalah ini bukanlah semata-mata hasil jerih payah kami sendiri, melainkan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, Kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Kami dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal dan menjadikan amal sholeh bagi semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin Ya Rabbal’alamin.
Muara Bulian, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Tujuan I’jazul Qur-an ......................................... 2
B. Dasar dan urgensi pembahasan.................................................... 4
C. Bukti historis kegagalan menandingi al-Qur’an........................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tiada satu bacaan pun seperti Al- Qur’an yang dpelajari, dibaca, dan dipelihara aneka macam riwayat cara membacanya. Dan Tiada sedikit pun selain Al- Qur’an yang diatur tata cara membacanya, mana yang harus dipanjangkan, dipendekkan, dipertebal, atau diperhalus ucapannya. Dimana tempat boleh atau harus bermula dan berhenti, bahkan diatur lagu dan irama yang diperkanankan atau tidak, sampai pada etika membacanya.
Keistimewaan Al- Qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri, sirr min Asroril Quran sangat banyak sekali. Dari juz, surat, ayat, kalimah bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf di Al- Qur’an itu merupakan anugerah dari Allah Swt.
Kemukjizatan Al- Qur’an adalah suatu yang diberikan Allah untuk sang Kekasih-Nya , beliau Nabi Muhammad Saw. Kemukjizatan yang tidak diberikan Allah kepada siapapun baik sebelum maupun sesudah Nabi Muhammad Saw. Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari Al- Qur’an sekaligus sebagai Mukjizat Rahmatan lil ‘alamien.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan Tujuan I’jazul Qur-an
2. Dasar dan Urgensi Pembahasan
3. Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Tujuan I’jazul Qur-an
I’jaz menurut bahasa membuktikan kelemahan. Sedangkan menurut istilah i’jaz ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari kekuasaan atau kesanggupan. Apabila i’jaz sudah terbukti, nampaklah kekuasaan mu’jiz. Dikehendaki dengan i’jaz dalam pembahasan ini, ialah ;
اظهارصدق النبي ص م في دعوة الرسالة باظهارعجز العرب عن معارضته في معجزته الخالدة وهي القران وعجزالجبال بعدهم
“Memperlihatkan kebeneran Nabi dalam pernyataan sebagai seorang Rasul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya terhadap mukjizatnya yang kekal yaitu Al-Qur’an dan kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka”
Dan mukjizat ialah :
امرخارق للعادة مقرون بالتحدي سالم عن المعارضات
”Suatu urusan menyalahi kebiasaan yang disertakan dengan tahaddah dan terlepas dari tantangan”
Kata mukjizat sendiri terambil dari kata bahasa Arab, اعجز yang berarti “melemahkan atau menjadikan tidak mampu” . Pelakunya yang melemahkan dinamai Mu’jiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, maka dinamai معجزة (mukjizat). Tambahan (ة) ta’ marbuthoh pada akhir kata itu, yang mengandung makna mubalaghah(superlatif). Mukjizat di definisikan oleh pakar agama islam, antara lain, sebagai “ suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang di utus Allah, sebagai bukti ke-Nabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu”
Mukjizat sebagai bukti kebenaran para Nabi. Keluarbiasaan yang tampak atau terjadi melalui mereka itu di ibaratkan sebagai ucapan Tuhan : “Apa yang dinyatakan sang Nabi adalah benar. Dia adalah utusan-KU, dan buktinya Aku melakukan mukjizat itu”.
Sebenarnya mukjizat walaupun dari segi bahasa diartikan melemahkan atau membuktikan kelemahan yang ditantang sebagaimana dikemukakan diatas, namun dalam segi agama, untuk membuktikan kebenaran ajaran Ilahi yang dibawa oleh masing-masing Nabi. Jikalau demikian, maka ini paling tidak mengandung dua konsekuensi :
Pertama, bagi yang telah percaya kepada Nabi, maka ia tidak lagi membutuhkan mukjizat. Mukjizat hanya berfungsi memperkuat keimanan, serta menambah keyakinannya kepada Allah SWT.
Kedua, para Nabi dari sejak Nabi Adam a.s hingga Nabi Isa a.s diutus untuk suatu kurun tertentu. Tantangan yang mereka kemukakan sebagai mukjizat pasti tidak dapat dilakukan oleh umatnya. Namun apakah ini berarti peristiwa luar biasa yang terjadi melalui mereka itu tidak dapat dilakukan oleh selain umat mereka pada generasi sesudah generasi mereka? Jika tujuan mukjizat hanya untuk menyakinkan umat setiap Nabi, maka boleh jadi umat yang lain dapat malakukannya.
I’jazul Qur-an mempunyai tujuan yaitu :
· Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad Saw
· Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al Qur-an benar-benar merupakan wahyu Allah
· Untuk menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasa manusia
· Untuk menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa manusia.
Pengertian
I’jaz menurut bahasa adalah lemah dan menurut istilah adalah sesuatu yang bernilai sangat tinggi dan bisa mengungguli seluruh masalah yang berkembang, sedangkan mu’jizat adalah perbuatan yang luar biasa dan kejadian itu terjadi pada nabi-nabi Allah yang atas kehendak-Nya untuk melemahkan musuh-musuhnya.
I’jaz menurut bahasa adalah lemah dan menurut istilah adalah sesuatu yang bernilai sangat tinggi dan bisa mengungguli seluruh masalah yang berkembang, sedangkan mu’jizat adalah perbuatan yang luar biasa dan kejadian itu terjadi pada nabi-nabi Allah yang atas kehendak-Nya untuk melemahkan musuh-musuhnya.
Dalam pembahasan kali ini yang dimaksud I’jazul Quran adalah suatu pernyataan yang membenarkan nabi itu dalam segi dakwah kerasulannya dan menyatakan kelemahan orang-orang yang menolaknya. Al quran merupakan mu’jizat nabi yang terbesar dan abadi maka dari itu ditinjau dari segi bahasa dan sastranya sudah membuktikan bahwa dia lebih unggul dibanding dengan semua ciptaan manusia.
B. Dasar dan urgensi pembahasan
Menurut Dr. Subi Shaleh, bahwa yang pertama menulis I’jazul Quran adalah Imam Al Jahid dengan bukunya Madlumul Quran kemudian Muhammad bin Zaid Al Wasithi dengan bukunya I’jazul Quran, kemudian Imam Ar Rumami dengan bukunya I’jaz, dan masih banyak lagi ilmuan-ilmuian ynag menuliskan tentang I’jaz al Quran.
Adapun pujangga modern yang menulis tentang ilmu I’jazul Quran adalah:
Dr. Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi: mu’jizat al quran
Ar-Rafi’i: tarikhul adabil Prof. Dr. Sayyid Qutub: Tasriful Fannidan Ta’birul fanni fil Quran.
Ar-Rafi’i: tarikhul adabil Prof. Dr. Sayyid Qutub: Tasriful Fannidan Ta’birul fanni fil Quran.
Dengan demikian I’jazul Quran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
· Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muahammad SAW.
· Untuk membuktikan Bahwa kitab suci al Quran benar-benar merupakan wahyu dari Allah.
· Untuk Menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balagah bahasa manusia.
· Untuk Menunjukkan Kelemahan daya upaya dan rekayasa manusia.
Mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad sungguhlah berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya, sebab al Quran adalah kalam-Nyaatau ucapan-Nya sehingga keutamaan, kekekalan atau kaebadiannya selalu dimilkio oleh al Quran, dan jaminan terhadap al Quran langsung mendapat penjagaan dari Allah SWT. Allah berfirman dalam Surat Al Hijr ayat 9 :
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ
Artinya:” Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”
Contoh kemu’jizatan al Quran akan lebih tampak apabila dikaitkan dengan pribadi Nabi Muhammad dan kondisi masyarakat waktu itu yang ilmu pengetahuan belum begitu berkembang dengan pesat, tetapi didalam al Quran sudah mengandung segalanya dari ilmu pengetahuan antara lain Isyarat ilmiah (QS. Al baqarah ayat 223), Kabar ghaib (menyangkut masa lalu seperti pada QS. Yunus ayat 92).
C. Bukti historis kegagalan menandingi al-Qur’an
Belum pernah dalam sejarah peradaban kita dan tidak akan pernah ada sejarah bahwa ada sesuatu yang bisa menandingi al Quran kecuali Allah telah meridhoi akan adanya tandingannya. Al Quran mempunyai jawaban terhadap orang-orang yang menentangnya yaitu berupa dengan tantangan-tantangan yang sampai sekarang tidak ada orang yang mampu menjawabnya.
Pertama al Quran menantang untuk mendatangkan yang semisal dengannya, (pada surat al Isra ayat 88).
Pertama al Quran menantang untuk mendatangkan yang semisal dengannya, (pada surat al Isra ayat 88).
@è% ÈûÈõ©9 ÏMyèyJtGô_$# ß§RM}$# `Éfø9$#ur #n?tã br& (#qè?ù't È@÷VÏJÎ/ #x»yd Èb#uäöà)ø9$# w tbqè?ù't ¾Ï&Î#÷WÏJÎ/ öqs9ur c%x. öNåkÝÕ÷èt/ <Ù÷èt7Ï9 #ZÎgsß ÇÑÑÈ
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
Faktanya: Ibnu muqaffa seorang sastrawan besar dan penulis yang terkenal yang sanggup menerima penawaran dari kaum zindik dan atheis untuk membuat yang semisal dengan al Quran, dia berjanji dalam waktu setahun akan selesai menyelesaikan tugas tersebut, setelah setengah tahun orang kaum zindik dan atheis tersebut ingin mengetahui sudah sampai mana ibnu muqaffa menyelesaikan tugasnya. Tapi setelah mereka memasuki kamar sastrawan tersebut ditemukannya dia sedang duduk dan sepucuk pena ada di tangannya dan kertas-kertas tulis yang sudah ditulisi bertebaran di lantai.
Penulis ini sudah mencurahkan segala kemampuannya dan tidak mendapatkan hasil sedikitpun bahkan hanya satu surat pun tidak mampu dihasilkannya, Akhirnya dia mengakui kegagal;annya menyatakan dan menyerah dari kesepakatannya.
Kedua, al Quran menantang untuk menyamai sepuluh surat yang ada di dalamnya, (pada QS. Hud : 13).
Penulis ini sudah mencurahkan segala kemampuannya dan tidak mendapatkan hasil sedikitpun bahkan hanya satu surat pun tidak mampu dihasilkannya, Akhirnya dia mengakui kegagal;annya menyatakan dan menyerah dari kesepakatannya.
Kedua, al Quran menantang untuk menyamai sepuluh surat yang ada di dalamnya, (pada QS. Hud : 13).
Ketiga, al Quran hanya menantang untuk mendatangkan satu surat saja (QS. Yunus : 38)
Dalam kisah ini banyak ahli sastra Arab yang ingin mencoba untuk menandingi al Quran sampai-sampai mereka mengaku sebagai nabi seperti Musailamah Al Kazzab, Habalah bin Ka’ab, tetapi juga sama tidak ada seorangpun yang dapat menandingi al Quran, karena al- Quran benar-benar dari Allah dan kalam Allah SWT. Salah satu karangan dari Musailamah al Kazdab untuk memandingi al Quran yang dia terinspirasi oleh surat al Fill dalam al- Quran.
ﻴﺎ ﻀﻓﺩع ﺒﻨﺕ ﻀﻓﺩﻋﻴﻥ ﻨﻗﻲ ﻤﺎ ﺘﻨﻗﻴﻥ اﻋﻼ ك ﻔﻰ
اﻠﻤﺎﺀ وﺍﺴﻓﻼﻙ ﻔﻰ ﺍﻠﻁﻴﻥ
اﻠﻤﺎﺀ وﺍﺴﻓﻼﻙ ﻔﻰ ﺍﻠﻁﻴﻥ
Banyak tantangan bagi Nabi Muhammad dalam menyampaikan risalah dari Allah, dan dia telah diberikan suatu pedoman yang bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga bagi seluruh umatnya, yaitu Al Quran yang keasliannya dan keberadaanya dijaga oleh Allah secara langsung, yang disini disebut ilmu I’jazul Qur an
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata mukjizat sendiri terambil dari kata bahasa Arab, اعجز yang berarti “melemahkan atau menjadikan tidak mampu” . Pelakunya yang melemahkan dinamai Mu’jiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, maka dinamai معجزة (mukjizat). Tambahan (ة) ta’ marbuthoh pada akhir kata itu, yang mengandung makna mubalaghah(superlatif). Mukjizat di definisikan oleh pakar agama islam, antara lain, sebagai “ suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang di utus Allah, sebagai bukti ke-Nabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu”
Menurut Dr. Subi Shaleh, bahwa yang pertama menulis I’jazul Quran adalah Imam Al Jahid dengan bukunya Madlumul Quran kemudian Muhammad bin Zaid Al Wasithi dengan bukunya I’jazul Quran, kemudian Imam Ar Rumami dengan bukunya I’jaz, dan masih banyak lagi ilmuan-ilmuian ynag menuliskan tentang I’jaz al Quran.
Belum pernah dalam sejarah peradaban kita dan tidak akan pernah ada sejarah bahwa ada sesuatu yang bisa menandingi al Quran kecuali Allah telah meridhoi akan adanya tandingannya. Al Quran mempunyai jawaban terhadap orang-orang yang menentangnya yaitu berupa dengan tantangan-tantangan yang sampai sekarang tidak ada orang yang mampu menjawabnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbi Ash Shieddqy, Prof. DR. Teungku Muhammad. Ilmu-ilmu Al-Qur-an. 2002. Semarang : Pustaka Rizki Putra.
Shihab, M. Quraish. Mukjizat Al- Qur’an. 1997. Bandung : Mizan.
Syadali Drs. H. Ahmad, Drs. H. Ahmad Rofi’i. Ulumul Quran II. 1997. Bandung : Pustaka Setia.
Al-Qutthon Minaul Kholil. Mabahits fi ulumil Quran.
Umar Drs. H. Moh. Chudlori, Drs. Moh. Matsna H.s.Pengantar Studi Al-Qur’an. 1987. Bandung : Al-M’arif.
Syadali Ahmad, Rofi’i Ahmad. Ulumul Quran II. Pustaka Setia. Bandung. 2000
Quthan Mana’ul. Pembahasan Ilmu Al Quran II. Rineka Cipta. Jakarta 1995
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق