الثلاثاء، 25 أكتوبر 2016

Mikro dan Makro




1. Jelaskan perbedaan antara lingkungan mikro dan lingkungan makro!
2. Menurut Anda, bagaimana sebaiknya perusahaan mengambil sikap terhadap dinamika lingkungan pemasaran yang mereka hadapi?
3. Apa hubungan antara marketing information system dengan customer insight? Jelaskan!
4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat proses dari riset pemasaran!

Jawaban :
1. Perbedaan antara lingkungan mikro dan lingkungan makro adalah: Ekonomi mikro merupakan kegiatan perekonomian yang mempelajari hanya pada bagian kecilnya, yang terdiri dari pelaku yang dekat dengan perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pelanggannya, yaitu: perusahaan, pemasok, perantara pemasaran, pasar pelanggan, pesaing, dan masyarakat. Sedangkan Ekonomi makro merupakan kegiatan perekonomian yang mempelajari secara keseluruhan, yang terdiri dari kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi lingkungan mikro, yaitu: kekuatan demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya. Pertama-tama kita akan melihat lingkungan mikro perusahaan.

2. Menurut saya, perusahaan sebaiknya harus bisa membangun hubungan yang baik dengan pelanggan, pihak lain di dalam perusahaan serta mitra eksternal. Apabila perusahaan ingin berhasil maka perusahaan harus mengetahui pentingnya melakukan pengamatan secara terus menerus dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, dan didalam perusahaan, pemasar harus menjadi pelacak trend dan pencari peluang karena baik konsumen maupun pemasar pasti bertanya-tanya apa yang akan terjadi di masa akan datang. Dengan mempelajari lingkungan secara seksama, pemasar dapat menyesuaikan strategi mereka untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru.

3. Untuk menghasilkan nilai dan kepuasan pelanggan yang tinggi, perusahaan memerlukan informasi pada hampir setiap langkahnya, untuk itulah perusahaan memerlukan system informasi pemasaran (marketing informasi system-MIS) karena MIS merupakan peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang diperlukan yang dioperasikan oleh orang-orang yang berpengalaman tentang MIS. Dengan menggunakan MIS mampu menilai kebutuhan informasi, mengembangkan informasi yang dibutuhkan, dan MIS membantu penggunaan analisis informasi untuk menempatkannya dalam bentuk yang tepat sehingga dapat membuat keputusan pemasaran dan mengelolah hubungan dengan pelanggan, serta MIS mendistribusikan informasi pemasaran dan membantu para manajer menggunakannya dalam pengambilan keputusan mereka.

4. Proses dari Riset Pemasaran yaitu: mengumpulkan informasi tentang lingkungan pemasaran, menghabiskan lebih banyak waktu dalam lingkungan pelanggan dan pesaing untuk mempelajari lingkungan secara seksama, serta menyesuaikan strategi pemasar untuk memenuhi tantangan dan peluang pasara yang baru.

MONOPOLI

DOWNLOAD

MONOPOLI DAN DISKRIMINASI HARGA

Adakalanya terbuka kemungkinan kepada perusahaan monopoli untuk menjual barangnya di dalam dua pasar (misalnya pasar dalam dan luar negeri) yang sangat berbeda sifatnya. Biasanya sifat permintaan di kedua pasar itu juga sangat berbeda. Untuk memaksimumkan keuntungannya perusahaan monopoli dapat menjalankan kebijakan diskriminasi harga.

PENENTUAN HARGA DI SETIAP PASAR
Sekiranya suatu perusahaan monopoli ingin melaksanakan kebijakan diskriminasi harga, persoalan yang pertama yang harus dipecahkan adalah :berapakah harga yang akan ditetapkan di tiap-tiap pasar supaya keuntungan dapat dimaksimumkan? Jawabannya diterangkan dengan menggunakan Gambar 12.6. untuk memperoleh jawabannya diperlukan data berikut: (i) biaya produksi yang dikeluarkan, dan (ii) sifat permintaan di setiap pasar-untuk pasar dalam negeri dan luar negeri.
Misalkan kurva biaya total rata-rata (AC) dan biaya marjinal (MC) monopoli adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 12.6 (iii). Seterusnya misalkan pula hasil produksi perusahaan monopoli tersebut dijual di dua pasar, yaitu:
• Pasar dalam negeri, kurva permintaan (Dd) dan hasil penjualan marjinalnya (MRd) adalah seperti ditunjukkan dalam grafik (i).
• Pasar luar negeri, yang kurva permintaan (Dw) dan hasil penjualan marjinalnya (MRw) adalah seperti dalam grafik (ii).

SYARAT-SYARAT DISKRIMINASI HARGA
Tidak semua perusahaan monopoli dapat melakukan diskriminasi harga. Hanya dalam keadaan-keadaan tertentu diskriminasi harga dapat dijalankan dengan sukses. Dibawah ini dijelasnkan beberapa keadaan yang memungkinkan perusahaan monopoli melakukan diskriminasi harga.


1. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar kepasar lain sekiranya terdapat kemungkinan barang dapat dibawa dari pasar yang lebih murah ke pasar yang lebih mahal, maka kebijakan diskriminasi harga tidak akan efektif. Barang dari pasar yang lebih murah akan dijual lagi di pasar yang lebih mahal dan perusahaan tidak dapat menjual lagi barang yang disediakan untuk pasar tersebut.
2. Sifat barang atau jasa itu memungkinkan dilakukan diskriminasi harga barang-barang atau jasa-jasa tertnetu dapat dengan mudah dikual dengan harga yang berbeda. Barang seperti itu biasanya berbentuk jasa perseorangan seperti jasa seoarang dokter, ahli hukum, penata rambut, dan sebagainya. Mereka dapat menetapkan tariff mereka berdasarkan kepada kemampuan langganan untuk membayar, orang kaya dikenakan tariff yang tinggi, sebaliknya orang miskin diberi diskon.
3. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar haruslah sangat berbeda. Kalau permintaan dan elastisitas permintaan adalah sangat bersamaan di kedua pasar tersebut, keuntungan tidak akan diperoleh dari kebijakan tersebut. Biasanya diskriminasi harga dijalankan apabila elastisitas permintaan di masing-masing pasar sangat berbeda. Apabila permintaan tidak elastis, harga akan ditetapkan pada tingkat yang relative tinggi, sedangkan di pasar yang permintaannya lebih elastis, harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Dengan cara ini penjualan dapat diperbanyak dan keuntungan dimaksimumkan.
4. Kebijakan diskriminasi harga tidak memmerlukan biaya yang melebih tambahan keuntungan yang diperoleh tersebut. Adakalanya melakukan kebijkana diskriminasi harga harus mengeluarkan biaya. Apabila kebikakan tersebut dilakukan di dua daerah yang berbeda, maka biaya untuk mengangkut barang harus dikeluarkan. Dan sekiranya diakukan didaerah yang sama, biaya yang dikeluarkan mungkin dalam bentuk iklan. Apabila biaya yang dikeluarkan adalah melebihi pertambahan keuntungan yang diperoleh dari diskriminasi harga, tidak ada manfaatnya untuk menjalankan kebijakan tersebut.
5. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen. Ini misalnya dilakukan dengan menjual barang yang sama tetapi dengan pembungkusan, merek/cap, dan kampanye iklan yang berbeda. Dengan cara ini produsen dapat menjual barang yang dikatakannya bermutu tinggi kepada konsumen kaya dan sisanya kepada golongan masyarakat lainnya. Cara yang lain adalah menjual barang yang sama, tetapi dengan harga berbeda pada daerah pertokoan yang berbeda. Di daerah pertokokan orang kaya harganya lebih dimahalkan dari pada di daerah pertokokan orang miskin.

CONTOH-CONTOH KEBIJAKAN DISKRIMINASI HARGA
Tidak susah untuk mencari contoh-contoh kebijakan diskriminasi harga di dalam kehidupan sehari-hari, karena hal itu banyak dilakukan. Dibawah ini ditunjukkan beberapa contoh kebijakan semacam itu.
• Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli pemerintah. Perusahaan listrik Negara misalnya menggunakan tariff yang berbeda untuk listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakai perusahaan.
• Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa-jasa professional. Dokter spesialis, dokter praktek umum, ahli hukum dan guru kursus privat adalah beberapa golongan professional yang sering menjalankan diskriminasi harga dari jasa yang mereka berikan. Mereka biasanya mempunyai tariff yang fleksibel. Kepada orang yang relative tak mampu mereka mengenakan tariff yang rendah, sedangkan kepada orang kaya tarifnya ditinggikan.
• Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional. Dalam aspek ini perusahaan membedakan di antara harga yang dijual di dalam negeri dengan harga untuk penjualan ke luar negeri. Harga penjualan ke luar negeri pada umumnya lebih rendahh karena di pasaran internasional terdapat banyak saingan, dan untuk mempertinggi kemampunannya untuk bersaingan perusahaan perlu menekan harga hingga ke tingkat yang serendah mungkin.


Efek Penurunan Harga
Sekiranya perusahaan dalam pasar oligopoly tersebut menurunkan harga penjualan ke P1, maka permintaan ke atas produksinya akan bertambah. Kalau perusahaan lain tidak turut menurunkan harga, maka permintaan akan bebrtambah ke etingkat seperti yang ditunjukkan oleh titik C1. Pertambahan yang besar ini disebabkan oleh dua factor: (i) langganan perusahaan lain yang menghasilkan barang sejenis membeli barang yang harganya telah menurun, dan (ii) segolongan konsumen membatalkan konsumsinya ke atas barang pengganti dan menambah konsumsi ke atas barang yang mengalami penurunan harga tersebut. Akan tetapi sekiranya perusahan lain dalam pasar oligopoly tersebut mengikuti jejak perusahaan yang pertama, yaitu juga menurunkan harga, permintaan hanya bertambah sampai ke tingkat seperti yang ditunjukkan oleh titik C. pertambahan permintaan yang relative sedikit ini disebabkan karena yang dinyatakan dalam (i) di atas tidak terjadi. Kenaikan permintaan hanya disebabkan oleh keadan yang dinyatakan dalam (ii). Hal yang sama juga akan berlaku apabila harga turun lebih lanjut menjadi P2. Tanpa adanya reaksi dari perusahaan-perusahaan lain, permintaan akan bertambah ke tingkat yang dtunjukkan oleh titik B¬1. Sedangkan kalau perusahaan-perusahaan lain turut menurunkan harga, maka pertambahan permintaan hanya mencapai tingkat seperti yang ditunjukkan oleh titik B.

Efek Peningkatan Harga
Perhatikan sekarang keadaan yang sebaliknya, yaitu perusahaan oligopoly tersebut menaikkan harga ke P3. Sekiranya perusahaan-perusahaan lain tidak mengubah harga, dan tetap menjual pada P0 maka perusahaan yang menaikkan harga akan kehilangan banyak langganan. Pada harga P3 jumlah barang yang dapat dijualnya adalah seperti yang ditunjukkan titik A1. Akan tetapi sekiranya perusahaan-perusahan lain juga turut menaikkan harga, perusahaan yang memulai menaikkan harga tidak akan kehilangan langganan dan oleh sebab itu dapat menjual barangnya sampai ke tingkat yang ditunjukkan oleh titik A.



Perubahan Harga Faktor ke Atas Permintaan Barang
Telah dijelasnkan bahwa permintaan terhadap factor produksi adalah permintaan terkait, yaitu permintaan ke atasnya tergantungkepada kemampuannya menghasilkan barang yang akan menguntungkan konsumen. Apabila harga factor produksi menjadi semakin tinggi, biaya produksi untuk menghasilkan barang tersebut juga semakin tinggi. Biaya produksi yang telah mengalami kenaikan itu akan menaikan harga barang tersebut, dan menyebabkan jumlah barang yang terjual menjadi semakin sedikit. Produsen harus mengurangi produksi dan pengurangan produksi ini akan menurunkan jumlah factor produksi yang digunakan. Dengan demikian kenaikan harga factor produksi akan mengurangi jumlah factor produksi yang digunakan.

الاثنين، 10 أكتوبر 2016

makalah biaya dan harga pokok

DOWNLOAD

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakan dan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Muara Bulian, Oktober 2016



Penyusun








DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya 2
B. Penggolongan Biaya 2
C. Pengertian Biaya Produksi 3
D. Pengertian Harga Pokok 3
E. Pengertian Harga Pokok Produksi 3
F. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi 4
G. Metode Pengumpulan Biaya Produksi 5

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 7

DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkembangnya industri akan selalu memunculkan produk-produk baru. Perusahaan akan selalu berusaha menciptakan produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Akibatnya suatu perusahaan tidak hanya memproduksi satu produk tetapi beragam produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini menjadikan masalah baru bagi perusahaan dalam perhitungan akuntansinya. Bersumber dari masalah inilah kalkulasi produk bersama dan produk sampingan menjadi penting untuk dibahas.
Produk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak diikuti jejaknya pada setiap macam produk tertentu
Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk yang nilainya lebih besar biasa disebut dengan produk utama. Produk sampingan juga bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah atau karena sifat pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan bahwa penulis harus memahami bagaimana memahami tentang biaya dan harga pokok


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya
Pengertian biaya menurut beberapa ahli diantaranya, yaitu :
• Biaya adalah jumlah yang dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. ( Harnanto, 1992,24 ).
• Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi, 1993,8 ).
• Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. ( Supriyono, 1999,16 ).

Ada 4 unsur pokok dalam defenisi biaya tersebut diatas :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi Pengorbanan tersebut untuk tujuan tersebut.

B. Penggolongan Biaya
Dalam Akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam Akuntansi Biaya dikenal dengan konsep “Different of cost for purpose”.
Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongakan menjadi :
1. Biaya Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2. Biaya Semi Variabel
Adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
3. Biaya Semifixed
Adalah biaya tetap untuk tongkat kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu.
4. Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi.

C. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap jual.
Contoh : biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yamg tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. ( Mulyadi, 1991,14 ).

D. Pengertian Harga Pokok
Pengertian Harga Pokok menurut beberapa ahli diantaranya adalah :
• Harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. ( Mulyadi, 1993,10 ).
• Harga pokok adalah sebagai bagian dari harga perolehan suatu aktiva yang ditunda pembebannya dimasa yang akan datang. ( Abdul Halim, 1995,4 ).

E. Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi adalah merupkan penjumlahan dari tiga unsur biaya produksi yaitu : bahan baku, upah langsung, dan overhead pabrik. ( Mas’ud Machfoedz, 1995,6)

F. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Informasi biaya sangat bermanfaat untuk menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Ada dua metode pendekatan didalam menentukan harga pokok produksi, yaitu :
a. Full Costing
Metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga pokok produksi yaitu :
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ysng bersifat variabel maupun tetap. ( Mulyadi, 1991,18 ).
Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Pendekatan metode Full Costing
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Harga Pokok Produksi
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Pemasaran
Harga Pokok Produk XXX
XXX
XXX
XXX+
XXX
XXX
XXX +
XXX

b. Variabel Costing
Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya-biaya produksi yang bersipat variabel kedalam harga pokok produksi atau secara keseluruhan dapat didefenisikan sebagai berikut :
Variabel costing adalah penentuan harga pokok yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.



c. Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Pendekatan Metode Variabel Costing
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Harga pokok Produksi
Biaya Variabel
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Pemasaran Variabel
Biaya Tetap
Biaya Administrasi dan Umum Tetap
Biaya Pemasaran Tetap
Harga Pokok produk
XXX
XXX
XXX +
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX +
XXX


G. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh sifat dari pengolahan produk. Pengolahan produk dapat dilakukan atas dasar pesanan dari langganan atau proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan lain. Oleh karena itu pengelompokan biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi dua metode, yaitu :
a. Metode Harga Pokok Pesanan
Pada metode harga pokok pesanan, biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan. Metode ini dianggap tepat untuk perusahaan yan menghasilkan berbagai macam produk yang masing-masing bersfat khas, seperti misalnya perusahaan percetakan.
Pada metode harga pokok pesananini, harga pokok pesanan harus ditentukan segera pada saat suatu pesanan telah diselesaikan dari produksinya.
b. Metode Harga Pokok Proses
Pada metode harga pokok proses biaya produksi dikumpulkan berdasarkan atas departemen atau pusat-pusat yang dibentuk yang dibentuk sesuai dengan tahap-tahap pengolahan produksinya. System ini dianggap tepat untuk perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang sama dan proses produksinya berjalan secara kontinyu, seperti pabrik makanan atau pabrik mainan.

c. Metode Penentuan Harga Jual
Metode penentuan harga jual ada empat, yaitu :
a) Penentuan Harga Normal ( Normal Pricing )
Dalam keadaan normal, harga jual ditentukan atas biaya penuh masa yang akan datang dan ditambahkan atas laba yang diharapkan. Penentuan harga jual normal biasa disebut dengan Cost-Plus Pricing, taksiran biaya penuh dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu Full costing dan Variabel Costing.
Full Costing :
% Mark Up : Laba yang diharapkan + Biaya non produksi
Biaya Produksi
Harga jual Per-unit : Total harga jual
Jumlah produk yang diproduksi

Menghitung harga jual / unit produk dengan pendekatan Full Costing sebagai berikut:

HPP Penuh XXX
Biaya Bahan Baku XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung XXX
Biaya Overhead Pabrik variabel XXX
Biaya Oveerhead Pabrik Tetap XXX +
Total biaya xxx
Biaya non Produksi XXX +
Total biaya penuh xxx
Mark Up Y% x Total Aktiva XXX
Total Harga Jual XXX :
Volume Produk XXX
Harga Jual Per-Unit xxx







BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya menurut beberapa ahli diantaranya, yaitu :
• Biaya adalah jumlah yang dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. ( Harnanto, 1992,24 ).
• Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi, 1993,8 ).
• Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. ( Supriyono, 1999,16 ).
Dalam Akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam Akuntansi Biaya dikenal dengan konsep “Different of cost for purpose”.
Pengertian Harga Pokok menurut beberapa ahli diantaranya adalah :
• Harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. ( Mulyadi, 1993,10 ).
• Harga pokok adalah sebagai bagian dari harga perolehan suatu aktiva yang ditunda pembebannya dimasa yang akan datang. ( Abdul Halim, 1995,4 ).
Harga Pokok Produksi adalah merupkan penjumlahan dari tiga unsur biaya produksi yaitu : bahan baku, upah langsung, dan overhead pabrik. ( Mas’ud Machfoedz, 1995,6)






DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. (1993.8). Akuntansi Biaya : Tenentuan Harga Pokok Produk dan Pengendalian Biaya. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE

Supriyono. (1999.16). Akuntansi Biaya Buku 1: Pengampulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Edisi 2, Cetakan Ke XII. Yogyakarta: BPFE.

Marryanne. M, 2004, Akuntansi Manajemen,edisi 7, Jilid 1, Alih Bahasa Dewi F. Deni Arnos K, Jakarta: Salemba Empat. - Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, Akuntansi Biaya, 2000, edisi 6, Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada.

Sunarto, 2003, Akuntansi Biaya, edisi revisi, Yogyakarta: Penerbit, AMUS Yogyakarta dan Maheneko Total Design.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta 33

الثلاثاء، 4 أكتوبر 2016

الأحد، 2 أكتوبر 2016

SKRIPSI TENTANG ANALISIS TERHADAP USAHA GURU DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI NOMOR 41/I

SKRIPSI TENTANG 

ANALISIS TERHADAP USAHA GURU DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
DASAR NEGERI NOMOR.....


bagi yang berminat silahkan klik judul dibawah ini






KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Stress dan Konseling.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakan dan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Muara Bulian,      Mei 2016



Penyusun







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................         i
DAFTAR ISI........................................................................................................        ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ......................................................................................        1
B.     Rumusan Masalah .................................................................................        1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Stress ...................................................................................        2
B.     Faktor-Faktor Penyebab Stress..............................................................        2
C.     Dampak Stress Dalam Organisasi..........................................................        3
D.    Konseling Dalam Tinjauan Industri.......................................................        3
E.     Kebutuhan Akan Konseling...................................................................        4
F.      Konseling Di Industri............................................................................        5
G.    Pendekatan  Konseling Di Industry.......................................................        7
H.    Praktek Konseling Di Industri...............................................................        8

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................        9

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Kata stress bermula darai kata latin yaitu “Stringere” yang berarti ketegangan dan tekanan. Stress merupakan suatu yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu tuntutan lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan terganggu. Bilamana stress telah mengganggu fungsi seseorang, dinamakan distress. Distress kebanyakan dirasakan orang jika situasi menekan dirasakan terus-menerus (tugas yang berat atau tugas yang dikakukan karena tugas dilakukan dengan situasi yang tidak kondusif atau stress yang dilakukan dengan dasar rasa trauma).
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang sruktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota, agar tujuannya dapat dicapai dengan efisien. Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan efektif antara personel sehingga mereka dapat bekerja secara efisien dan mendapat kepuasan pribadi dalam menjalankan tugasnya.
Pengorganisasian merupakan langkah menuju pelaksanaan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi merupakan alat administrasi untuk untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka susunan bentuk dan besar kecilnya organisasi harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
B.         Rumusan Masalah
1)      Mengetahui Pengertian Stress
2)      Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Stress
3)      Mengetahui Dampak Stress Dalam Organisasi
4)      Memahami Konseling Dalam Tinjauan Industri
5)      Memahami Kebutuhan Akan Konseling
6)      Memahami Konseling Di Industri
7)      Memahami Pendekatan  Konseling Di Industry

8)      Memahami Praktek Konseling Di Industri

untuk lebih lengkap klik DISINI

السبت، 1 أكتوبر 2016

marketing manajemen

1.      Terdapat 4 jenis perilaku keputusan pembelian (buying decision behaviour), sebutkan dan jelaskan keempat jenis tersebut, serta berikan contoh aktualnya masing-masing!
2.      Apa yang dimaksud dengan produk baru (new product)? Dan jelaskan proses yang dilalui konsumen dalam proses adopsi produk baru!
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses keputusan pembelian pada organisasi bisnis?
4.      Jelaskan proses yang dilalui oleh organisasi bisnis dalam proses keputusan pembelian!


Jawaban:
1.      Ada 4 jenis perilaku keputusan pembelian yaitu :

a.       Mengenali segmen pasar, memilih satu atau lebih segmen pasar, dan mengembangkan produk dan program pemasaran untuk masing-masing segmen pasar, karena sebagian besar perusahaan telah menjauhi pemasaran massal dan menuju ke pemasaran sasaran.

klik DISINI untuk selengkapnya

WEB APLIKASI UNTUK SISWA ULANGAN ATAU TES

  KLIK DISINI UNTUK MENGGUNAKAN WEB APLIKASINYA terima kasih untuk guru hasil dari tes/ulangan siswa bisa dilihat di link bawah ini: https:/...