الأحد، 6 نوفمبر 2016

KEBEBASAN DAN OTONOMI KERJA


cari makalah yang lain: https://helloworld-i4ln6sgakq-an.a.run.app/aHR0cCUzQSUyRiUyRnc5bm5sOS5jbiUyRjE2d29wOXc2YXNKRGI%3Dhttps://helloworld-i4ln6sgakq-an.a.run.app/aHR0cCUzQSUyRiUyRnc5bm5sOS5jbiUyRjE2d29wNXc2YXRMVlg%3Dhttps://helloworld-i4ln6sgakq-an.a.run.app/aHR0cCUzQSUyRiUyRnc5bm5sOS5jbiUyRjE2d29wM3c2YXRRb0M%3Dhttps://helloworld-i4ln6sgakq-an.a.run.app/aHR0cCUzQSUyRiUyRnc5bm5sOS5jbiUyRjE2d29wOXc2YXNKRGI%3Dhttps://helloworld-i4ln6sgakq-an.a.run.app/aHR0cCUzQSUyRiUyRnc5bm5sOS5jbiUyRjE2d29wMXc2YXhtYlI%3Dhttps://helloworld-i4ln6sgakq-an.a.run.app/aHR0cCUzQSUyRiUyRnc5bm5sOS5jbiUyRjE2d29wMXc2YXhtYlI%3Dhttps://helloworld-i4ln6sgakq-an.a.run.app/aHR0cCUzQSUyRiUyRnc5bm5sOS5jbiUyRjE2d29wN3c2YXh4eFE%3Dhttps://helloworld-i4ln6sgakq-an.a.run.app/aHR0cCUzQSUyRiUyRnc5bm5sOS5jbiUyRjE2d29wN3c2YXh4eFE%3D
DOWNLOAD

LEARNING OUTCOMES
1. Mahasiswa mampu menunjukkan disiplin di dalam bekerja
2. Mahasiswa mampu menunjukkan bekerja dengan sungguh-sungguh (melaksanakan kerja)
3. Mahasiswa mampu menjelaskan risiko dalam bekerja
4. Mahasiswa mampu menunjukkan ruang lingkup bekerja
5. Mahasiswa mampu menunjukkan kepercayaan diri dan mengembangkan skill kerja

OUTLINE MATERI :
1. Disiplin kerja
2. Pelaksanaan Kerja
3. Risiko kerja
4. Ruang lingkup kerja
5. Percaya diri dalam kerja
6. Mengembangkan skill kerja


ISI
A. Disiplin Kerja
Disiplin kerja, entah itu disiplin waktu, disiplin terhadap peraturan perusahaan (top
down), maupun disiplin terhadap komitmen bersama tim kerja (bottom up) terkait dengan apa
yang seharusnya dilakukan sebagai pekerja (karyawan atau manajer) dalam suatu perusahaan.
Menurut Hodges (Yuspratiwi: 1990) disiplin adalah sikap seseorang atau sekelompok
orang yang berniat mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Disiplin kerja adalah suatu
sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan perusahaan
atau organisasi. Tanpa didasari dengan kedisiplinan maka tujuan perusahaan sulit tercapai sebab,
roda perusahaan sangat tergantung kepada perilaku-perilaku manusia yang bekerja di dalamnya.
Sikap dan perilaku untuk mentaati peraturan perusahaan muncul dari dalam diri
karyawannya. Sikap dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai oleh berbagai inisiatif, niat,
kemauan, dan kehendak untuk mentaati peraturan. Karyawan yang mempunyai disiplin tinggi,
tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan secara kaku dan mati melainkan, juga
mempunyai kehendak (niat) untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan perusahaan.
Sebelum bekerja dalam sebuah perusahaan, seorang karyawan mempunyai aturan, nilai,
dan norma yang sudah tumbuh dan berkembang dari keluarga di mana ia dilahirkan dan
lingkungan masyarakat di mana ia dibesarkan. Aturan, nilai dan norma tersebut belum tentu
sesuai dengan aturan-aturan perusahaan yang ada sehingga, dapat menimbulkan konflik seorang
karyawan dengan aturan perusahaan di mana ia bekerja. Seorang karyawan bisa mudah tegang,
marah, atau tersinggung apabila ia terlalu menjunjung tinggi salah satu aturan yang sudah lama
dijalankan dan dihayati olehnya tetapi tidak sesuai atau bertentangan dengan peraturan
perusahaan tempatnya bekerja.
Misalnya, orang yang terbiasa bangun siang dan kurang menjunjung tinggi nilai-nilai
penghargaan terhadap waktu, tetapi perusahaan mempunyai aturan harus masuk pagi-pagi sekali
dan menjunjung tinggi nilai-nilai penghargaan terhadap waktu. Dalam hal ini jika si karyawan

memegang teguh prinsip-prinsipnya sendiri, ia akan tersisih dari teman sekerjanya. Jadi
karyawan tersebut harus menyesuaikan diri dengan peraturan perusahaan.
Menurut Avin Vadilla Helmi (Buletin Psikologi 1996) ada tiga indikator disiplin kerja
sebagai berikut. a) Disiplin kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam
kerja saja, misalnya datang dan pulang sesuai dengan jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan
tidak mencuri-curi waktu. b) Upaya dalam mentaati peraturan tidak didasarkan adanya perasaan
takut, atau terpaksa. c) Komitmen dan loyal pada organiasi yaitu tercermin dari bagaimana sikap
dalam bekerja.
Selanjutnya Alvin menambahkan, yang sering menunjukkan ketidakdisiplinan terlihat
dari tingkat absensi yang tinggi, penyalahgunaan waktu istirahat dan makan siang, meninggalkan
pekerjaan tanpa ijin, membangkang, tidak jujur, berjudi, berkelahi, berpura-pura sakit, sikap
manja yang berlebihan, merokok pada waktu terlarang, dan perilaku yang menujukkan semangat
kerja yang rendah.
Disiplin terhadap Peraturan Perusahaan (Top Down) merupakan disiplin yang
dikembangkan atau dikontrol oleh masing-masing karyawannya. Penanaman disiplin terhadap
Peraturan Perusahaan ini dapat berkembang apabila di dukung oleh visi, misi, motto, dan budaya
organisasi Perusahaan. Disiplin terhadap Peraturan Perusahaan sangat besar pengaruhnya
terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Dengan disiplin terhadap peraturan perusahaan maka
karyawan akan memperlancar kegiatan yang bersifat kelompok. Sebaliknya, ketidak disiplinan
seorang karyawan terhadap Peraturan Perusahaan akan menghambat pekerjaan karyawan lainnya
atau bidang kerja lain di perusahaan tersebut.
Pada umumnya Perusahaan memberikan Ganjaran dan Hukuman (Reward and
Punisment) untuk memperlancar penerapan Peraturan Perusahaan. Bagi karyawan yang terus
menerus menjalankan Peraturan Perusahaan diberikan ganjaran (Reward), sebaliknya bagi
karyawan yang tidak menjalankan atau melanggar Peraturan Perusahaam diberikan hukuman
(punishment). Dalam hal ini para pimpinan Universitas Bina Nusantara sering mengungkapkan
pada pertemuan intern, “Give the best to Binus, and the best will return to you”.

Disiplin Terhadap Komitmen Bersama Tim Kerja (Bottom Up) berbeda dengan disiplin
terhadap Peraturan Perusahaan. Kegiatan perusahaan bukanlah kegiatan yang bersifat individual
semata tetapi juga membutuhkan disiplin terhadap komitmen kelompok Tim Kerja. Tim-tim
kerja akan menghasilkan pekerjaan yang optimal jika setiap anggota kelompok dapat
memberikan andil yang sesuai dengan hak dan tanggungjawabnya masing-masing.
Kaitan antara disiplin terhadap Peraturan Perusahaan secara top down dengan Disiplin
Kelompok (Tim Kerja) secara bottom up sebagai saling melengkapi dan saling menunjang.
Disiplin dari pimpinan tertinggi perusahaan ke bawah (top down) tidak dapat dikembangkan
secara optimal tanpa dukungan disiplin kelompok yang dibangun oleh Tim Kerja dari karyawan
yang paling rendah ke pimpinan yang paling tinggi.
Disiplin di temapt kerja tidak hanya semata-mata patuh dan taat terhadap sesuatu yang
kasat mata, seperti penggunaan seragam kerja, datang dan pulang sesuai jam kerja, tetapi juga
patuh dan taat terhadap sesuatu yang tidak kasat mata tetapi melibatkan komitmen, baik dengan
diri sendiri ataupun komitmen dengan organisasi (kelompok kerja).
Jika dikaitkan dengan tujuan organisasi, maka disiplin kerja pada dasarnya merupakan
upaya untuk menyesuaikan diri dengan aturan organisasi sehingga tercapai tujuan organisasi. Hal
itu berarti, terpenuhinya standar ukuran prestasi. Hal ini sesuai dengan pengertian disiplin kerja
yaitu suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk mentaati segala peraturan organisasi yang
didasarkan atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi. Disiplin kerja
merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi.

B. Pelaksanaan Kerja
Pelaksanaan kerja dapat berupa kejujuran, keadilan, pertanggungjawaban administrasi, keegoan.
Pelaksanaan kerja yang baik dipengaruhi oleh faktor sisytem nilai yang dianut dan faktor
lingkungan.

1. Faktor Sistem Nilai.
Dari segi faktor sistem nilai yang dianut, sistem nilai akan terlihat dari sikap seseorang,
dan sikap akan tercermin dalam perilaku. Menurut Kelman (Brigham, 1994), perubahan sikap ke
dalam perilaku terdiri dari tiga tingkatan yaitu disiplin dalam pelaksanaan kerja karena
kepatuhan, disiplin pelaksanaan karena identifikasi, dan disiplin pelaksanaan kerja karena
internalisasi.
Kepatuhan kerja terhadap aturan-aturan yang didasarkan atas dasar perasaan takut
dilakukan semata untuk mendapatkan reaksi positif dari pimpinan perusahaan atau atasan yang
memiliki wewenang. Sebaliknya, jika pengawas tidak ada di tempat kerja maka disiplin kerja
tidak tampak.
Kepatuhan akan aturan kerja yang didasarkan pada identifikasi adalah adanya perasaan
kekaguman atau penghargaan pada pimpinan. Pemimpin yang kharismatik adalah figur yang
dihormati, dihargai, dan sebagai pusat identifikasi. Karyawan yang menunjukkan disiplin
terhadap aturan-aturan organisasi bukan disebabkan karena menghormati aturan tersebut tetapi
lebih disebabkan keseganan pada atasannya. Karyawan merasa tidak enak jika tidak mentaati
peraturan. Penghormatan dan penghargaan karyawan pada pemimpin dapat disebabkan karena
kualitas kepribadian yang baik atau mempunyai kualitas profesional yang tinggi di bidangnya.
Jika pusat identifikasi ini tidak ada maka disiplin pelaksanaan kerja akan menurun, dan
pelanggaran meningkat frekuensinya.
Disiplin kerja dalam tingkat internalisasi terjadi karena karyawan mempunyai sistem
nilai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan kerja. Dalam taraf ini, si karyawan
dikategorikan sebagai seorang yang telah mempunyai disiplin diri. Sebagai contoh misalnya,
walau tidak ada yang mengotrol pekerjaannya tetapi ia tetap bekerja maksimal.

2. Faktor Lingkungan.
Dari Segi Faktor Lingkungan, disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi
merupakan suatu proses belajar yang terus-menerus. Proses pembelajaran agar dapat efektif
maka pemimipin yang merupakan agen perubahan perlu memperhatikan prinsip-prinsip

konsisten, adil, bersikap positif, dan terbuka. Konsisten adalah memperlakukan aturan secara
konsisten dari waktu ke waktu. Sekali aturan yang telah disepakati dilanggar, maka rusaklah
sistem aturan tersebut. Adil dalam hal ini adalah memperlakukan seluruh karyawan dengan tidak
membeda-bedakan.
Dengan bersikap positif, diharapkan pemimpin dapat mengambil tindakan secara tenang,
sadar, dan tidak emosional. Upaya menanamkan disiplin pada dasarnya adalah menanamkan
nilai-nilai. Oleh karenanya, komunikasi terbuka adalah kuncinya. Dalam hal ini transparansi
mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, termasuk di dalamnya sangsi dan hadiah
apabila karyawan memerlukan konsultasi terutama bila aturan-aturan dirasakan tidak
memuaskan karyawan.
Selain faktor kepemimpinan, gaji kesejahteraan, dan sistem penghargaan yang lainnya
merupakan faktor yang tidak boleh dilupakan.
Di dalam pelaksanaan kerja, yang seharusnya dijunjung tinggi karyawan atau manajer adalah
prinsip melaksanakan tugas sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Selalu berorientasi
pada budaya peningkatan mutu kinerja. Saling menghormati sesama karyawan. Membangun
kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan. Memegang amanah atau tanggung
jawab, dan kejujuran. Dan menanamkan kedisiplinan bagi diri sendiri dan perusahaan.

C. Resiko Kerja
Pekerja, baik sebagai karyawan maupun pimpinan (manajer) harus berani menghadapi
resiko kerja. Resiko kerja memiliki konsekuensi luas, alternatif ganda, akibat berbeda,
konsekuensi tak pasti, dan efek personal.
Konsekuensi Luas maksudnya, keputusan etika membawa konsekuensi yang luas.
Misalnya, karena menyangkut masalah etika bisnis tentang pencemaran lingkungan maka
diputuskan penutupan perusahaan dan pindah ke tempat lain yang jauh dari karyawan. Hal itu
akan berpengaruh terhadap kehidupan karyawan, keluarganya, masyarakat dan bisnis lainnya.

Alternatif Ganda maksudnya, beragam alternatif sering terjadi pada situasi pengambilan
keputusan dengan jalur di luar aturan. Sebagai contoh, memutuskan seberapa jauh keluwesan
dalam melayani karyawan tertentu dalam hal persoalan keluarga sementara terhadap karyawan
yang lain menggunakan aturan yang ada.
Akibat Berbeda maksudnya, keputusan-keputusan dengan dimensi-dimensi etika bisa
menghasilkan akibat yang berbeda yaitu positif dan negatif. Misalnya mempertahankan
pekerjaan beberapa karyawan di suatu pabrik dalam waktu relatif lama mungkin akan
mengurangi peluang para karyawan lainnya untuk bekerja di pabrik itu. Di satu sisi keputusan itu
menguntungkan perusahaan tetapi pihak karyawan dirugikan.
Ketidakpastian Konsekuensi maksudnya, konsekuensi keputusan-keputusan bernuansa
ketika sering tidak diketahui secara tepat. Misalnya pertimbangan penundaan promosi pada
karyawan tertentu yang hanya berdasarkan pada gaya hidup dan kondisi keluarganya padahal
karyawan tersebut benar-benar kualifaid.
Efek Personal maksudnya, keputusan-keputusan tak etis sering mempengaruhi kehidupan
karyawan dan keluarganya, misalnya pemecatan terhadap karyawan disamping membuat sedih si
karyawan juga akan membuat susah keluarganya. Misal lainnya, kalau para pelanggan asing
tidak menginginkan dilayani oleh “sales” wanita maka akan berpengaruh negatif pada masa
depan karir para “sales” tersebut.

D. Kebebasan Kerja
Kebebasan yang bertanggungjawab (bandingkan dengan pernyataan Immannel Kant tersebut di
atas) dalam kerja dapat dilihat dari kebebasan individu (Etika Kerja), dan kebebasan perusahaan
(Etika Bisnis).
1. Etika Kerja (Ethics Jobs)
Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral,
yang merupakan pedoman bagi setiap individu baik sebagai manajer maupun karyawan, dalam
melaksanakan pekerjaannya pada perusahaan di mana ia bekerja.

Kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan harus memiliki etika. Sebagai contoh
misalnya keadilan dan keterbukaan dalam hal kompensasi, karir, dan evaluasi kinerja karyawan.
Termasuk dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang integratif. Jadi setiap keputusan etika
dalam perusahaan tidak saja dikaitkan dengan kepentingan manajemen tetapi juga karyawan.
Masalah yang begitu kompleks yang sering dihadapi oleh para manajer adalah dalam
menghadapi tingkah laku karyawan. Keadaan ini bisa menjadi tekanan dan bahkan tantangan
dalam menerapkan aspek etika kerja seperti ketidak-jujuran, ketidak-disiplinan, ketidak-adilan,
kecurangan pertanggung-jawaban administrasi, keegoan dsb. Karena itu munculah perhatian
yang besar bagaimana caranya agar para karyawan dan tentunya juga manajer bekerja dengan
standar etika tertentu.

2. Etika Bisnis (Business Ethics)
Etika Bisnis adalah suatu rangkaian prinsip yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis
atau perusahaan. Keputusan perusahaan yang tidak etis atau tidak memiliki etika bisnis, bisanya
timbul jika pengambilan keputusan hanya untuk menguntungkan perusahaan, tanpa
memperdulikan tanggung jawab sosial perusahaan. Praktek bisnis yang tidak etis dapat
berpengaruh tidak baik terhadap nilai perusahaan.
Untuk menjamin tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan dapat dilakukan
dengan menciptakan kode etik, menampung semua keluhan, dan meminta umpan balik dari
pelanggan. Pemerintah cenderung menjamin tanggung jawab kepada pelanggan dengan berbagai
hukum atas keamanan produk, iklan dan kompetisi industri, yaitu melalui Peraturan Pemerintah
tentang Keamanan Produk, Peraturan Pemerintah tentang Periklanan, dan sebagainya.
Untuk menjamin tanggungjawab perusahaan kepada karyawan dapat dilakukan dengan
menciptakan rasa aman bagi karyawan, para karyawan diperlakukan layak oleh karyawan lain,
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap karyawan, dan lain sebagainya.
Masih banyak tanggung jawab perusahaan yang lain sebagai etika bisnis perusahaan
seperti tanggungjawab terhadap pemegang saham, konpensasi eksekutif, kreditor, dan
sebagainya.

Berdasarkan penjelasan tentang etika kerja dan etika bisnis di atas dapat kita tarik suatu
benang merah bahwa, di satu pihak kebebasan kerja ada pada individu-individu yang bekerja
dalam suatu perusahaan baik sebagai pimpinan maupun sebagai karyawan biasa. Di lain pihak,
kebebasan kerja ada pada proses pengambilan keputusan oleh perusahaan dalam melaksanakan
tanggung jawabnya terhadap pelanggan dan masyarakat sekitar.

E. Otonomi Kerja
Uraian tentang otonomi kerja di sini menyangkut tiga hal yaitu, Memahami Ruang
Lingkup Kerja dengan Baik (Know the scope of work well), Percaya Diri (Self-confidence), dan
Mengembangkan Keterampilan Kerja (Develop work skills)
1. Memahami Ruang Lingkup Kerja dengan Baik
Dari segi manajemen sumberdaya manusia, ada delapan ruang lingkup kerja dalam suatu
perusahaan yaitu perencanaan tenaga kerja, rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan dan
pengembangan, penilaian prestasi kerja, konpensasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan
kerja.
Perencanaan tenaga kerja disusun untuk menjamin kebutuhan tenaga kerja perusahhan
tetap terpenuhi secara konstan dan memadai. Oleh sebab itu perencanaan ini tergantung kepada
analisis kebutuhan tenaga kerja. Proyeksi tenaga kerja disusun setiap tahun untuk diusulkan
kepada Biro Personalia.
Rekrutmen dilakukan bila perusahan memerlukan tenaga kerja baru. Rekrutmen bisa
dilakukan dengan penyampaian dari mulut ke mulut apabila karyawan baru yang dibutuhkan
hanya beberapa orang. Bila membutuhkan karyawan baru lebih dari 10 orang maka
pengumuman rekrutmen dapat disampaikan dari mulut ke mulut dan iklan di media masa atau
bekerja sama dengan perusahaan perekrutan.
Seleksi dan penempatan tenaga kerja bisa melalui empat tahap yaitu, menilai formulir
lamaran, mewawancarai, menggunakan tes lainnya bila perlu, dan memperoleh referensi.

Pelatihan dan pengembangan dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan
sikap, perilaku, keterampilan, dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan visi misi
perusahaan. Kegiatan pelatihan dan pengembangan dilaksanakan bagi karyawan baru, maupun
guru dan karyawan lama. Pelatihan dimaksudkan juga untuk menyesuaikan sikap, perilaku,
keterampilan dan pengetahuan karyawan dengan tuntutan zaman.
Penilaian prestasi kerja dilaksanakan untuk menilai seorang karyawan secara akurat
untuk memperoleh dasar pengambilan keputusan promosi, mutasi, demosi atau penurunan
pangkat, dan pemutusan hubungan kerja.
Konpensasi atau balas jasa adalah pemberian penghargaan langsung maupun tidak
langsung kepada guru dan karyawan. Adapun jenis-jenis konpensasi itu adalah konpensasi gaji
dan upah, dan evaluasi jabatan.
Pemeliharaan dilakukan setelah karyawan diterima melalui rekrutmen. Hal-hal yang bisa
membantu pemeliharaan kemampuan dan sikap-sikap karyawan adalah membantu pemeliharaan
fisik dan mental mereka seperti pelatihan, raker, rekreasi bersama, perumahan, transportasi, dan
sebagainya.
Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena kemauan karyawan, kemauan perusahaan
atau kemauan kedua belah pihak. Alasan-alasan pemutusan hubungan kerja antara lain adalah
ketidak jujuran, ketidakmampuan bekerja, malas, pemabok, ketidakpatuhan, kemangkiran,
ketidakdisiplinan, dan lain-lain. Selain itu, pemutusan hubungan kerja juga dapat dilakukan
karena keadaan yang tidak terelakkan misalnya usia lanjut, meninggal, sakit-sakitan terus
menerus, perampingan perusahaan, dan sebagainya.

2. Percaya Diri
Secara pesikologis, semua orang mempunyai masalah dengan percaya diri. Ada orang
yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya.
Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi
cerah masa depan, dan lain-lain. Ada juga orang yang merasa belum percaya diri dengan apa
yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninya. Ada juga orang yang merasa kurang
percaya diri ketika menghadapi situasi atau keadaan tertentu.

Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta
memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap
berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Orang yang punya kepercayaan diri rendah atau kehilangan kepercayaan diri, memiliki
perasaan negatif terhadap dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya, dan
punya pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya.
Maka dari itu, rasa percaya diri juga sangat mempengaruhi kebebasan dan otonomi kerja.
Sekalipun peluang begitu besar untuk meniti karier di perusahaan tempat kerja tetapi, kalau Anda
menghadapinya dengan kurang percaya diri maka kecenderungan gagal menjadi lebih besar.
Sebaliknya, meski begitu banyak tantangan dan hanya memiliki peluang yang kecil untuk
melanjutkan jenjang karier yang lebih tinggi di perusahaan tempat bekerja, kalau Anda hadapi
dengan penuh percaya diri maka kemungkinan berhasil menjadi lebih besar.
“Tidak ada yang dapat memaksa saya menjadi bahagia dengan caranya (seperti ia
membayangkan kebahagiaan itu bagi orang lain). Setiap orang boleh mencari
kebahagiaannya dengan jalannya sendiri. Jalan yang akan membantunya hanya jika ia
tidak menginjak kebebasan orang lain (artinya hak orang lain). Yaitu kebebasan untuk
mendapatkan tujuan yang sama, kebebasan yang dapat tumbuh bersama dengan
kebebasan setiap orang berdasarkan suatu hukum umum” (Immanuel Kant, 1794)

F. Mengembangkan Keterampilan Kerja/Profesi
Selain percaya diri, pengembangan keterampilan kerja juga memiliki kontribusi yang
tinggi dalam mencapai kesuksesan dalam bekerja. Orang yang bisa bekerja dengan terampil pada
umumnya memiliki karier yang cepat menanjak di tempat kerja.

Masa depan karir di tempat kerja, ditentukan oleh keterampilan yang kita miliki dan
dapat kita “jual” pada perusahaan. Para pencari kerja yang memiliki keterampilan seperti yang
diinginkan oleh perusahaan pencari kerja itulah, yang akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan.
Mengingat masa kuliah adalah masa persiapan diri untuk mencari kerja, maka lebih baik
Anda mengutamakan untuk dapat memiliki keterampilan yang berguna untuk peningkatan karir
Anda setelah selesai kuliah.

KESIMPULAN
1. Kerja yang ideal perlu dilakukan dalam kondisi-kondisi yang manusiawi dimana ada
kebebasan dan otonomi manusia diekspresikan secara wajar.
2. Kebebasan dan otonomi mengandaikan tanggung jawab, sikap etis, dan pelaksanaan kerja yang disertai dengan prinsip-prinsip pengembangan skill professional dari waktu ke waktu sepanjang hidup.
3. Dimensi etis (etika) kerja juga perlu diperhatikan dalam bekerja sehingga kerja menjadi sarana untuk melanggengkan nilai-nilai kemanusiaan dan bukan sebaliknya menindas nilai-nilai kemanusiaan.

DAFTAR PUSTAKA
Gregory F.A. Pierce (2010). Spirituality @ Work. Loyola press: Chicago.
Lorens Bagus (1995). Kamus Filsafat. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tim CB2 (2010). Spiritual Development. Binus University. Jakarta

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق

WEB APLIKASI UNTUK SISWA ULANGAN ATAU TES

  KLIK DISINI UNTUK MENGGUNAKAN WEB APLIKASINYA terima kasih untuk guru hasil dari tes/ulangan siswa bisa dilihat di link bawah ini: https:/...