الخميس، 24 نوفمبر 2016

MAKALAH Ideologi Pendidikan Islam




KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berlimpah nikmat berupa kesehatan jasmani maupun rohani kepada Kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW.

Kami menyadari tersusunnya makalah ini bukanlah semata-mata hasil jerih payah kami sendiri, melainkan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, Kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada  semua pihak yang telah membantu Kami dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal dan menjadikan amal sholeh bagi semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin Ya Rabbal’alamin.


Muara Bulian,     Januari 2015


Penulis










DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................       i
DAFTAR ISI................................................................................................      ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................      1
B.      Rumusan Masalah.............................................................................      2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ideologi Pendidikan.........................................................      3
B.     Paradigma Ideologi Pendidikan Islami..............................................      3
C.     Pemikiran Ibnu Taimiyah Tentang Pendidikan Islam........................      6

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................      8

DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan seseorang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pengetahuan yang nantinya menjadi bekal dalam kehidupan masyarakat.
Isu tentang pendidikan menarik dan senantiasa actual dan pendidikan tidak pernah lekang oleh zaman, mulai dari zaman Adam, Hermes, sampai zaman kita sekarang bahkan juga pada zaman-zaman berikutnya
Pendidikan juga tidak bisa lepas dari ideologi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Ideologi ini turut mewarnai pendidikan sehingga pendidikan yang dilakukan di tengah masyarakat memiliki karakteristik tertentu yang identik dengan ideologi tertentu pula. Setidaknya ada tiga ideologi yang berkembang dalam dunia pendidikan, yaitu konservatif, liberal, dan kapitalis.
Perbedaan dari ketiga ideologi tersebut terkait dengan bagaimana pandangan manusia terkait dengan apa yang menimpanya. Hal ini akan berdampak pada metode dan cara pembelajaran yang diberikan oleh pendidikan dengan ideologi tertentu.
Kapitalisme global berimplikasi pada pengakuan terhadap hak individu. Hal ini menimbulkan paham liberalisme yang menekankan kebebasan pada masing-masing individu dalam segala hal. Dalam menghadapi ha1 tersebut, pendidikan dituntut untuk mempersiapkan generasi-generasi yang mampu berinteraksi dengan keadaaan yang terjadi sekarang. Untuk itu kemudian ideologi pendidikan liberal muncul. Namun pendidikan liberal harus dibarengi dengan pendidikan islami. Implementasi ajaran ini dalam praktik kehidupan dan pendidikan dapat fleksibel atau luwes, selama substansinya tetap terpelihara, yaitu: menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana hakikat ajaran Islam, sebagai agama fitrah, memang ditujukan untuk kebutuhan manusia itu sendiri.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan yaitu bagaimana memahami tentang ideology pendidikan islam




















BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Ideologi Pendidikan
Menurut William O'neil, pakar pendidikan dari University of Southern California dalam ideologi Pendidikan (2001 ) bahwa pendidikan kalau boleh diibaratkan seperti seorang musafir yang sedang berada pada persimpangan jalan. Jalan mana yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan adalah pilihan. Begitu juga dengan pendidikan, memilih jalan itu merupakan hal yang amat penting dan menentukan keberhasilan.
Akan tetapi, dalam pendidikan yang menjadi persoalan adalah apakah pendidikan akan melegitimasi sistem dan struktur sosial yang ada ataukah berperan kritis dalam usaha melakukan perubahan sosial dan transformasi menuju dunia yang lebih adil. Dari adanya dua pilihan itulah, akhirnya melahirkan Ideologi pendidikan liberal dan Kritis. Kedua paradigma tersebut dijabarkan sebagai Paradigma kritis dan paradigma liberal. Namun, ditengah-tengah ideology itu muncul juga pendidikan islami sebagai penyeimbang, pengatur dan pedoman menuju pribadi yang berkarakter islami.

B.       Paradigma Ideologi Pendidikan Islami
Secara terminologis, dijabarkah bahwa rabba, ‘allama, addaba dapat ditemukan kata-kata atau istilah-istilah yang pengertiannya terkait dengan pendidikan, yaitu :
Dalam bahasa Arab, kata-kata rabba,allama, dan addaba tersebut di atas mengandung pengertian sebagai berikut :
a.       Kata kerja rabba yang masdarnya tarbiyahtan memiliki beberapa arti, antara lain mengasuh, mendidik dan memelihara. Di samping kata rabba ada kata-kata yang serumpun dengannya yaitu rabba yang berarti memiliki, memimpin, memperbaiki, menambah. Rabba juga berarti tumbuh atau berkembang.
b.      Kata kerja ‘allama yang masdarnya ta’liman berarti mengajar yang lebih bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan, dan keterampilan.
Kata kerja addaba yang masdarnya ta’diban dapat diartikan mendidik yang secara sempit mendidik budi pekerti dan secara lebih luas meningkatkan peradaban. Muhammad Naqib Al-Attas dalam bukunya, konsep Pendidikan Islam, dengan gigih mempertahankan penggunaan istilah ta’dib untuk konsep pendidikan Islam, bukan tarbiyah, dengan alasan bahwa dalam istilah ta’dib , mencakup wawasan ilmu dan amal yang merupakan esensi pendidikan Islam.
Ketiga istilah tersebut (tarbiyah,ta’lim, dan ta’dib) merupakan satu kesatuan yang saling terkait artinya, bila pendidikan dinisbatkan kepada ta’dib ia harus melalui pengajaran (ta’lim) sehingga dengannya diperoleh ilmu. Agar ilmu dapat dipahami, dihayati, dan selanjutnya diamalkan oleh peserta didik perlu bimbingan (tarbiyah).
Istilah tarbiyah masdar dari rabba serumpun dengan akar kata rabb (Tuhan). Oleh karenanya tarbiyah yang berarti mendidik dan memelihara implisit di dalamnya istilah rabb (Tuhan) sebagai rabb al-‘alamin.

Berkenaan dengan masalah ini ‘Abdur-Rahman an-Nahlawi menjabarkan konsep at-tarbiyah dalam empat unsur:
  1. Memelihara pertumbuhan fitrah manusia
  2. Mengarahkan perkembangan fitrah manusia menuju kesempurnaannya.
  3. Mengembangkan potensi insani (sumber daya manusia) untuk mencapai kualitas tertentu.
  4. Melaksanakan usaha-usaha tersebut secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan anak.
Implikasi penggunaan istilah dan konsep tarbiyah dalam pendidikan Islam ialah :
1.      Pendidikan bersifat humanis-teosentris artinya berorientasi pada fitrah dan kebutuhan dasar manusia, yang diarahkan sesuai dengan sunnah (skenario) Tuhan “pencipta”.
2.      Pendidikan bernilai ibadah karena tugas pendidikan merupakan bagian tugas dari kekhalifaannya, sedangkan pendidikan yang hakiki adalah Allah “Rabbul’alamin”.
3.      Tanggung jawab pendidikan tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada tuhan.
Mengingat betapa luas dan kompleksitasnya risalah Islamiyah maka sebenarnya yang dimaksud dengan pengertian pendidikan Islam ialah: “Segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam.”
Dalam term yang lebih luas, pengertian pendidikan agama Islam ialah “usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman (religiousitas) subyek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.”

Tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi pendidikan. Menurut Omar Muhammad Attoumy Asy-Syaebani, tujuan pendidikan Islam memiliki 4 ciri pokok , yaitu :

a.       Sifat yang bercorak agama dan akhlak.
b.      Sifat kemenyeluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar (subjekdidik), dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat.
c.       Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pertentangan antara unsur-unsur dan cara pelaksanaannya.
d.      Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhitungkan perbedaan-perbedaan perseorangan diantara individu, masyarakat dan kebudayaan dimana-mana dan kesanggupannya untuk berubah dan berkembang bila diperlukan.



C.      Pemikiran Ibnu Taimiyah Tentang Pendidikan Islam
Pemikiran Ibnu Taimiyah tentang pendidikan islam berkisar pada beberapa hal yaitu  falsafah pendidikan, tujuan pendidikan serta metode pengajaran.Falsafah pendidikan menurut beliau adalah ilmu yang bermanfaat merupakan asas bagi kehidupan yang cerdas dan unggul.
Sementara mempergunakan ilmu itu dapat menjamin kelestarian dan kelangsungan masyarakat, tanpa itu masyarakat akan terjerumus ke dalam kehidupan yang sesat. Jadi ilmu yang bermanfaat intinya adalah mengajak pada kehidupan yang benar yang diarahkan pada hubungan dengan Tuhan serta dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan makhluk serta memperteguh rasa kemanusian.
Tujuan pendidikan Islam yang harus dicapai menurut Ibnu Taimiyah meliputi 3 hal  :
a)         Tujuan Individual
Tujuan pendidikan harus diarahkan pada terbentuknya pribadi yang baik , yaitu seorang yang berfikir, merasa dan bekerja pada berbagai lapangan kehidupan pada setiap waktu sejalan
dengan apa yang ada pada al Qur’an dan as Sunnah. Pribadi yang baik menurutnya adalah pribadi yang sempurna kepribadiannya yaitu mereka yang lurus jalan pikiran serta jiwanya, bersih keyakinannya, kuat jiwanya sertas anggup menjalankan perintah Allah SWT.

b)        Tujuan Sosial
bahwa pendidikan Islam harus diarahakan pada terciptanya masyarakat yang baik dan sejalan dengan ketentuan Al Qur’an dan As Sunnah dimana manusia bisa hidup bersama dengan orang lain, saling membantu, saling menasehati serta membantu mengatasi masalah orang lain dan lain sebagainya.
c)         Tujuan Dakwah Islamiyah
Tujuan pendidikan harus bisa mengarahkan Ummat agar siap dan mampu memikul tugas dakwah islamiyah ke seluruh dunia. Hal ini didasarkan bahwa Allah mengutus para Rasulnya untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan, sehingga segenap manusia mau menerima dan mengikuti ajaranNya.
Menurut Ibnu Taimiyah, metode pengajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi 2, yaitu  Metode Ilmiyah(daya berpikir) dan Metode Iradiyah(kehendaknya dalam melakukan sesuatu).


























BAB III
PENUTUP

A.            Kesimpulan
Pada paradigma pendidikan liberal, fokus utama terletak pada bagaimana membuat anak didik memiliki kemampuan sehingga mereka bisa bersaing di tengah sistem yang berlaku pada masyarakat. Pendidikan liberal tidak melihat masalah yang berkembang daiam masyarakat karena sistem sosial masyarakat tersebut, tetapi karena ketidaksiapan manusia dalam menghadapi sistem. Sehingga ini akan mengakibatkan pembelajaran yang bersifat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berguna sebanyak-banyaknya kepada anak didik, pengetahuan bersifat doktriner dan menilai sesuatu hanya dengan melihat kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh anak didik.
Pendidikan alternatif yang muncul belakangan di Indonesia pasca reformasi pada hakikatnya merupakan bentuk dari konsep pendidikan kritis. Akhirnya, kesadaran kritis kitalah yang mampu menyingkap realita yang terjadi pada proses pendidikan di negeri ini. Dimana, landasan filosofis pendidikan dan ideologi pendidikan harus di maknai lebih kontekstual dalam membangun tatanan moral masyarakat yang lebih baik. di samping, itu proses kemanusiaan dalam sistem pendidikan harus menjadi sebuah kesadaran kolektif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ideologi pendidikan Islam merupakan salah satu kekuatan ideologi pendidikan nasional. Ideologi pendidikan islam merupakan fondasi kuat dalam membangun karakter pendidikan bangsa. Implementasi ajaran ini dalam praktik kehidupan dan pendidikan dapat fleksibel atau luwes, selama substansinya tetap terpelihara, yaitu: menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana hakikat ajaran Islam, sebagai agama fitrah sehingga pendidikan Islam mampu menciptakan masyarakat yang baik dan sejalan dengan ketentuan al Qur’an dan as Sunnah.


DAFTAR PUSTAKA

Depdikans Indonesia, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Pusat Bahasa Pendidikan Nasional. Penerbit : Balai Pustaka; Jakarta
Pengantar Pendidikan [http:// Lena Unindrabiozal.Blogspot.com,03,2008]
O'neil William F. Ideologi-ideologi Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Pendidikan Liberal,[http:// Aristhu. 03.files wordpress.com,10,2006]   
http://dzulkifly.student.umm.ac.id/2010/02/05/pendidikan-kritis/
resume-ii-ideologi-pendidikan-islam.html






ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق

WEB APLIKASI UNTUK SISWA ULANGAN ATAU TES

  KLIK DISINI UNTUK MENGGUNAKAN WEB APLIKASINYA terima kasih untuk guru hasil dari tes/ulangan siswa bisa dilihat di link bawah ini: https:/...