الخميس، 29 سبتمبر 2016

makalah kebijaksanaan pembentukan modal

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakan dan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Muara Bulian,      Desember 2015



Penyusun









DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..............................................................................         i
DAFTAR ISI..............................................................................................        ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..........................................................................        1
B.     Rumusan Masalah......................................................................        2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pentingnya Pembentukan Modal dan Manfaat –
Pembentukan Modal..................................................................        3
B.     Sumber Modal dalam Pembangunan Ekonomi .........................        5
C.     Efisiensi Penggunaan Modal .....................................................        7
D.    Analisis Kebijakan Pembentukan Modal :
Pembangunan Seimbang dan Tidak Seimbang .........................        8
E.     Faktor- Faktor Penghambat pada Proses Pembangunan ...........        8

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................      11
B.     Saran..........................................................................................      12

DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ekonomi pembangunan merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi. Salah satu objek kajian dari studi ekonomi pembangunan adalah modal atau kapital yang merupakan bentuk-bentuk kekayaan yang digunakan langsung atau tidak langsung dalam produksi untuk menambah output (Siagian, 1989). Sering juga dikatakan, modal atau kapital adalah barang-barang yang digunakan untuk produksi lebih lanjut.
Kapital atau modal berperan sebagai alat pendorong pembangunan ekonomi yang meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu pendidikan, kesehatan, dan keahlian.Dengan demikian modal atau kapital dalam rangka pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya, namun sebenarnya meliputi human capital.
Biasanya ahli-ahli ekonomi mengatakan, adanya kemiskinan dan pembangunan ekonomi yang rendah di negara-negara sedang berkembang disebabkan oleh kekurangan modal atau kapital sebab mereka memandang modal mempunyai kedudukan terpenting dalam teori pembangunan ekonomi. Sebagian ahli ekonomi menganggap bahwa modal tidak saja mempunyai kedudukan terpenting bagi proses pembangunan, melainkan strategis pula, dalam arti proses pembentukan modal adalah saling pengaruh-mempengaruhi dan kumulatif.Dalam hubungan dengan pembentukan modal ini, negara-negara sedang berkembang seolah-olah berada dalam lingkaran yang tak berujung pangkal, baik dilihat dari segi permintaan maupun penawaran akan modal (Siagian, 1989).
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia melaksanakan pembangunan di segala bidang. 
Pembangunanadalah merupakan  rangkaian  kegiatan  yang  terencana  menuju kearah kehidupan yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Proses pembangunan ekonomi dalam negeri melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan jasa) di semua sektor ekonomi domestik untuk keperluan kegiatan kegiatan tersebut, perlu dibangun pabrik-pabrik, gedung perkantoran, mesin dan alat-alat produksi. Selain itu juga perlu disiapkan tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM/human capital) yang terampil, untuk pengadaan semua itu, termasuk fasilitas seperti gedung sekolah, perpustakaan dan sebagainya buat mendukung penyiapan SDM, diperlukan dana yang disebut dana investasi (Tambunan, 2000).

B.     Rumusan Masalah
1)      Apakah pembentukan modal itu  penting dan apa saja manfaat dari pembentukan modal ?
2)      Sebutkan sumber modal dalam pembangunan ekonomi ?
3)      Bagaimanakah agar penggunaaan modal dapat efisien ?
4)      Jelaskan analisis kebijakan modal ?
5)      Apa saja Faktor- Faktor Penghambat pada Proses Pembangunan?















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pentingnya Pembentukan Modal dan Manfaat Pembentukan Modal
Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor utama dalam pembangunan ekonomi, Menurut Nurkse, lingkarang setan kemiskinan di Negara berkembang dapat digunting melalui pembentukan modal, sebagai akibat dari rendahnya pendapatan negara-negara berkembang maka permintaan, produksi dan investasi menjadi rendah atau kurang. Hal ini disebabkan kurangnya barang modal dan dapat diatasi dengan pembentukan modal. Lewat itu persediaan mesin, alat-alat dan perlengkapan meningkat, skala produksi meluas sehingga overheat ekonomi dan sosial tercipta. Pembentukan modal membawa pada pemanfaatan penuh sumber-sumber yang ada sehingga dapat menaikkan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan, menekan angka inflasi dan defisit neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri . Pembentukan modal ( capital formation ) adalah faktor vital dan strategis dalam pembangunan ekonomi. Pembentukan modal mencakup empat aspek yang saling tergantung yaitu :
a.       Kemauan menabung dan kemampuan masyarakat untuk menabung. Jelas ketersediaan tabungan merupakan sumber dana dalam negri yang dapat di manfaatkan oleh para investor guna membiayai proyek-proyek pembangunan. proyek-proyek pembangunan ekonomi membutuhkan jumlah modal yang tidak seluruhnya mampu disediakan oleh pera penanam modal,dan kalau tabungan ini tersedia,, para penanam modal bisa meminjamnya dari lembaga keuangan.
b.      Ketersediaan lembaga keuangan dan kredit, yang berfungsi mengumpulkan tabungan masayarakat tadi untuk disalurkan sebagai dana investasi. Lembaga-lembaga keuangan seperti bank, asuransi, pasar modal dan lain sebagainya, harus berfungsi mengumpulkan, mendistribusikan dana tersebut, dan mengerahkan penanaman modal. Lembaga – lembaga tersebut juga harus mampu merangsang masyarakat untuk menabung melalui insentif dan bunga atau deviden.
c.       Ketersediaan Entrepreneur yang menggunakan dana tersebut dalam bentuk barang modal, yang mempunyai motivasi kuat dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, baik karena motif pribadi maupun karena pembangunan totalitas masyarakat.
d.      Ketersediaan human capital dalam bentuk tenaga ahli, para manager, administrator, entrepreneur, ilmuwan, dan para inovator. Ketersediaan human capital ini dapat berjalan bersama pembangunan ekonomi itu sendiri, yang dihasilkan dari proses belajar dari bekerja. Kemauan untuk bekerja keras adalah modal untuk dapat menyerap semua keahlian ini.

Pembentukan modal memberikan manfaat seperti di bawah ini :
Ø  Pembentukan modal, menciptakan perluasan pasar
Dalam upaya membantu menyingkirkan ketidaksempurnaan pasar, melalui penciptaan modal overhead social dan ekonomi memotong lingkaran setan kemiskinan baik dari sisi penawaran maupun permintaan, lebih jauh pembentukan modal membuat pembangunan menjadi mungkin terkendali jumlah penduduk terus meningkat dengan pesat. Di Negara berkembang yang berpenduduk tinggi seperti di Indonesia mempunyai keterkaitan antarakenaikan output perkapita dengan rasio modal tenaga kerja. Tetapi di Negara-negara yang bermaksud meningkatkan rasio modal – buruh terpaksa menghadapi dua masalah : (1).Rasio modal-buruh jatuh akibat naiknya penduduk sehingga diperlukan investasi netto yang besar untuk mengatasi kemerosotan rasio tersebut. (2). Pada waktu penduduk meningkat dengan pesat, menjadi sulit untuk mendapatkan tabungan yang cukup untuk memperoleh sejumlah tingkat investasi yang diperlukan karena disebabkan rendahnya pendapatan perkapita yang membuat kecendrungan marginal menabung tetap rendah sehingga satu-satunya jalan dengan mempertinggi laju pembentukan modal.


Ø  Pembentukan modal mengatasi masalah neraca pembayaran.
Negara berkembang juga dihadapkan pada masalah neraca pembayaran, sebab kebanyakan Negara tersebut mengeksport barang primer( seperti bahan mentah dan hasil pertanian) dan mengimport hampir semua barang manufakturdan barang modal. Pembentukan modal domestik merupakan salah satu pemecahan pokok kesulitan neraca pembayaran ini. Dengan mendirikan industri pengganti import, impor atas barang-barang tersebut dapat dikurangi, pada pihak lain dengan meningkatnya produksi segala macam barang konsumsi dan barang modal, maka komposisi eksport menjadi berubah. Bersama-sama dengan hasil pertanian dan bahan mentah industri, eksport barang manufaktur juga berubah. Jadi pembentukan modal membantu memecahkan neraca pembayaran .

Ø  Pembentukan modal, dapat menyelesaikan masalah utang luar negeri.
Laju pembentukan modal yang cepat, lambat laun dapat mengurangi kebutuhan akan modal Asing karena pembentukan modal pada kenyataannya membantu tercapainya swasembada suatu Negara dan mengurangi beban utang luar negeri. Jika suatu Negara meminjam dari Negara lain untuk jangka panjang, utang tersebut merupakan beban yang berat bagi generasi mendatang. Pada setiap pinjaman, beban utang dari hari ke hari semakin membesar dan hanya bisa dibayar kembali dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi.Beban pajak meningkat dan uang mengalir keluar dalam bentuk pembayaran utang.Dan hanya dengan pembentukan modal suatu Negara dapat terlepas dari masalah utang luar negeri.

B.     Sumber Modal dalam Pembangunan Ekonomi
Berdasarkan sumber modal yang akan digunakan untuk pembangunan, usaha pengerahan modal ( Investasi ) untuk pembangunan dapat di bedakan kepada pengerahan modal dalam negeri dan pengerahan modal luar negeri.
Modal yang berasal dalam negeri berasal dari tiga sumber yaitu :
1.      Tabungan sukarela masyarakat
Yang dimaksud tabungan sukarela masyarakat adalah bagian pendapatan yang diterima masyarakat yang secara sukarela tidak digunakan untuk konsumsi.Dalam meningkatkan tabungan sukarela perlu dibedakan menjadi 2 ( dua ) pengertian yaitu : kesanggupan menabung (ability to save) dan keamanan untuk menabung (willingness to save) . Tabungan sukarela masyarakat ,baru akan memberikan sumbangan kepada usaha pembangunan apabila :
o   Para peminjam menggunakan tabungan secara produktif, yaitu modal yang mereka pinjam akan digunakan untuk menaikan produksi barang dan jasa dalam masyarakat.
o   Tabungan di alirkan ke badan- badan keuangan dan selanjutnya badan-badan keuangan meminjamkanya kepada para pengusaha yang ingin melakukan penanaman modal yang produktif .
o   Salah satu Fakator yang menentukan tingkat tabungan sukarela adalah tingkat pendapatan per kapita tersebut (Chenery dan Sirquin Bab 7).
2.      Tabungan pemerintah
Adalah selisih positif antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin. Kedua jenis tabungan ini dapat membentuk tabungan nasional yang digunakan sebagai sumber dana investasi. Jadi, Tabungan pemerintah merupakan selisih antara realisasi penerimaan dengan pengeluaran pemerintah.
3.      Tabungan paksa
Adalah langakah yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan pinjaman ke masyarakat , badan-badan Keuangan diluar bank komersial (LKBB), bank komersial, bank sentral dan mencetak uang baru dalam rangka menanggulangi defisti anggaran. Hampir semua Negara berkembang merasakan bahwa tabungan sukarela dan tabungan pemerintah adalah kurang cukup untuk memebiayayai program yang direncanakan dan untuk mencapaitingkat pertumbuhan tertentu. Kekurangan ini mungkin dapat dan dipenuhi dari modal luar negeri. Tetapi apabila modal tidak dapat diperoleh, atau jumlahnya masih belum dapat untuk memenuhi keperluan tersebut, masalah itu dapat diatasi dengan memeperlambat laju pembangunan atau melaksanakan program anggaran belanja negara  secaradefisit.

C.    Efisiensi Penggunaan Modal
Penggunaan Modal secara efisien pertama-tama membutuhkan keadaaan dimana modal tersebut di kombinasikan dengan factor-faktor produksi lainnnya dalam proporsi yang selaras dengan tersediannya sumber daya ekonomi yang dimiliki .Sebenarnya , jika semua factor produksi dan semua barang akhir mempunyai mobilitas yang sempurna di bumi ini , kita tak perlu mengamati perbedaan-perbedaan intensitas penggunaan modal yang sangat menyolok antara negara-negara  dalam memproduksi barang dan jasa . namun demikian , tidak ada barang akhir maupun sumber daya produksi yang bisa bergerak “ bebas ” melewati batas suatu negara . Kekayaan sumber daya alam seperti timah dan cadangan mineral tidak bisa “ berpindah ” sama sekali . Tenaga kerja tidak sepenuhnya mudah berpindah dalam jangka panjang , karena  adanya prefensi akan lokasi dan adanya hambatan-hambatan imigrasi . Sumber daya modal juga cenderung tidak mudah bergerak dalam jangka wakatu pendek , Karena oleh penggunaan-penggunaan masa kini . Tetapi dengan berjalannya waktu , modal cenderung untuk berpindah dan dalam jumlah besar modal dapat berpindah melewati batas-batas negara .
Namun demikian , perpindahan modal melalui batas-batas Negara tersebut puun tidaklah mudah dakam jangka panjang . Walaupun potensi perpindahan tersebut sangat besar , mobilitas sumber daya modal ini sering kali dihambat oleh berbagai macam rintangan masuk atau entry barriers ( batasan-batasan tentang kepemilikan modal asing dan lain-lain ) dan rintangan-rintangan keluar atau exit barriers ( pajak ats aliran modal keluar ) yang di terapkan baik oleh NSB maupun negara-negara maju .



D.    Analisis Kebijakan Pembentukan Modal : Pembangunan Seimbang dan Tidak Seimbang
Pembangunan seimbang adalah pembangunan yang dilakukan secara merata di berbagai daerah,sebagai pengunaan jenis industri secara serentak sehingga berbagai industri tersebut saling mencipta pasar bagi satu sama lain.diantara sektor industri dengan sektor pertanian,sektor luar negeri dengan sektor dalam negeri,dan diantara sektor produktif dengan sektor prasarana.sehingga setiap daerah mencapai tingkat kelajuan pembangunan yang sama. terdapat beberapa hambatan-hambatan dalam pembangunan seimbang yaitu: 
a.        memperoleh bahan mentah,tenaga ahli,sumber tenaga (air dan listrik),dan fasilitas-fasilitas untuk mengangkut hasil-hasil produksi ke pasar
b.        memperoleh pasaran untuk barang-barang yang telah dan yang akan diproduksikan
Dengan demikian pembangunan seimbang itu dapatlah didefenisikan sebagai usaha pembangunan yang berusaha mengatur program penanaman modal secara sedemikian rupa,sehingga sepanjang proses pembangunan tidak akan timbul hambatan-hambatan yang bersumber dari penawaran maupun permintaan.
Pembangunan seimbang dinamakan juga oleh segolongan ahli ekonomi sebagai teori usaha besar-besaran (big push).yaitu sama-sama menekankan perlunya mengadakan penanaman modal secara besar-besaran,tetapi hakekat dari kedua-dua teori tersebut sangat berbeda sekali.

E.     Faktor- Faktor Penghambat pada Proses Pembangunan antara lain :
1.      Perkembangan penduduk dan tingkat pendidikan yang rendah,
Perkembangan penduduk dapat menjadi pendorong maupun penghambat pembangunan.Perkembangan penduduk yang cepat tidak selalu menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi jika penduduk tersebut mempunyai kapasitas untuk menyerap dan menghasilkan produksi yang dihasilkan.Tetapi bagaimana dengan perkembangan penduduk yang begitu cepat dinegara-negara sedang berkembang?Nampaknya hal ini belum menjadi modal dasar yang positif, bahkan jumlah penduduk yang banyak sering kali menjadi penghambat.
2.      Perekonomian yang bersifat dualistik,
Perekonomian yang bersifat dualistik merupakan hambatan karena menyebabkan produktivitas berbagai kegiatan produktif sangat rendah dan usaha-usaha untuk mengadakan perubahan sangat terbatas sekali.Yang paling rawan adalah hambatan berupa dualisme sosial dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap mekanisme pasar sehingga sumber daya yang tersedia tidak digunakan secara efektif dan efisien.
3.      Tingkat pembentukan modal yang rendah,
Tingkat pembentukan modal yang rendah merupakan hambatan utama bagi pembangunan ekonomi. Pembentukan modal dinegara-negara yang sedang berkembang merupakan “ Vicious Cycle “ ( lingkaran tak berujung pangkal ). Produktivitas yang sngat rendah mengakibatkan rendahnya pendapatan riil.Pendapatan yang rendah mengakibatkan low saving dan low invesment, dan rendahnya pembentukan modal.
 Pendapatan yang rendah mengakibatkan tabungan rendah pula. Tabungan yang rendah akan melemahkan pembentukan modal yang pada akhirnya kekurangan modal, masyarakat terbelakang, kekayaan alam belum dapat dioalah, dan seterusnya sehingga merupakan lingkaran yang tidak berujung pangkal.
4.      Struktur ekspor berupa bahan mentah
Sektor ekspor negara sedang berkembang belum merupakan “engine of growth” karena bersifat industri yang mendorong ekonomi dualisme yang kurang mendorong perkembangan ekonomi lebih lanjut. Publis and Singer berpendapat bahwa dalam jangka panjang daya tukar barang-barang yang diperdagangkan oleh negara sedang berkembang dengan negara maju akan menjadi bertambah buruk, dan merugikan negara sedang berkembang.
5.      Proses sebab akibat komulatif
Sebab akibat komulatif sirkuler adalah hambatan pembangunan di daerah miskin sebagai akibat pembangunan di daerah maju sehingga timbul gap antara daerah maju dengan daerah miskin.Keadaan-keadaan yang menghambat pembangunan di sebut back  wash effect.
          Faktor yang menimbulkan back wash effect :
Ø  perpindahan penduduk dari daerah miskin ke daerah yang lebih maju,
Ø   corak pengaliran modal yang beraksi,
Ø  pola perdagangan dan kegiatan perdagangan terutama didominasi oleh industri-industri di daerah yang lebih maju ini menyebabkan daerah miskin mengalami kesukaran untuk mengembangkan pasar hasil industrinya dan memperlambat perkembangan di daerah miskin.
Akhirnya keadaan yang menimbulkan back wash effect adalah keadaan jaringan pengangkutan yang jauh lebih baik di daerah yang lebih maju sehingga menyebabkan kegiatan produksi dan perdagangan dapat dilaksanakan lebih efisien di daerah tersebut.
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kapital atau modal sebagai alat pendorong pembangunan ekonomi meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu pendidikan, kesehatan, dan keahlian.Dengan demikian modal atau kapital dalam rangka pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya, namun sebenarnya meliputi human capital. Maka dapat disimpulkan bahwa akumulasi modal sebagian besar ditentukan oleh permintaan modal, disamping juga oleh penawaran modal.Penawaran modal cenderung mengikuti permintaan untuk investasi.Pembentukan modal lebih ditarik oleh adanya permintaan dari para usahawan yang penuh semangat dan kemauan untuk maju daripada dorongan penawaran modal yang berasal dari pemilik uang yang pasif.Disinilah terlihat pentingnya peranan usahawan dalam rangka pembangunan ekonomi suatu negara, dan terlihat perlunya mendorong timbulnya golongan ini.
Perubahan struktur ekonomi hendaknya kearah yang lebih seimbang dan sekaligus memperkuat ekonomi dari dalam.Ketahanan ekonomi adalah kemampuan ekonomi tersebut untuk tetap berjalan mandiri, tanpa tidak terlalu tergantung dari ekonomi luar.Dengan ini tidak dimaksud untuk melakukan ekonomi tertutup, melainkan menjaga struktur minimal yang mampu mandiri. Maka pemilihan proyek-proyek pada instansi pertama hendaknya diarahkan untuk mengisi struktur ekonomi minimal tadi, yang dalam kaitannya diturunkan oleh badan perencana nasional ( central planing ). Struktur minimal ini juga bisa disebut sebagai strutur dasar.
Kesalahan pemilihan investasi dapat berakibat negatif terhadap tujuan-tujuan ekonomi yang hendak dicapai.Penentuan struktur dasar ekonomi yang hendak direalisasikan hendaknya atas dasar analisa ketersediaan sumber-sumber alam. Terkait dalam ini ialah struktur investasi yang akan diikuti oleh struktur laju investasi. Yang dimaksud dengan struktur laju investasi adalah suatu penentuan kebutuhan investasi dalam setiap sektor per satuan waktu.Dalam kerangka yang telah ditentukan tearsebut, para investor melakukan pemilihan, yang dikaitkan pada pencarian bidang kegiatan yang paling menguntungkan.Investor privat melakukan pemilihan dengan tidak memperhatikan akibatnya pada perekonomian secara keseluruhan.Sedangkan pada tingkat negara, kriteria pemilihan investasi ialah yang paling mengutungkan bagi masyarakat banyak. Ini berarti berkaitan juga dengan struktur laju investasi yang tidak lain ialah komposisi investasi nasional.Di sinilah orang berbicara tentang pola investasi yang optimal, bukan maksimal dapat di capai, menghindari pola investasi yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang dapat mengorbankan tujuan-tujuan lain dari pembangunan ekonomi.

B.     Saran
Investasi ditujukan untuk memajukan pembangunan ekonomi di Indonesia selanjutnya, maka pertimbangan kriteria investasi seharusnya diarahkan kepada sektor-sektornya yang “growing points” dalam perekonomian, yaitu pada bidang atau lapangan yang dapat memberi perkembangan yang lebih cepat, membutuhkan investasi tambahan yang cukup besar tetapi mempunyai permintaan yang sudah tersedia. Hal tersebut akan memberikanexternal economies yang sangat penting bagi industri-industri lainnya yang ada dan akan menimbulkan permintaan produk suplementer dan jasa. Dengan kata lain, investasi itu harus diarahkan sedemikian rupa sehingga memajukan integrasi horizontal dan vertikal dalam proses produksi









DAFTAR PUSTAKA


Bourdieu, P. 1986. The Form of Capital.In J. Richardson (Ed). Handbook of Theory and Research for Sociology of Education. New York: Greenwood Press.

Coleman, J. 1990. Foundations of Social Theory. Cambridge Mass: Harvard University Press.

Kamaluddin, Rustian. 1987. Beberapa Aspek Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Siagian, H. 1989. Pembangunan Ekonomi dalam Cita-Cita dan Realita. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق

WEB APLIKASI UNTUK SISWA ULANGAN ATAU TES

  KLIK DISINI UNTUK MENGGUNAKAN WEB APLIKASINYA terima kasih untuk guru hasil dari tes/ulangan siswa bisa dilihat di link bawah ini: https:/...