KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua
itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakan dan dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Muara Bulian,
Desember 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR
ISI.............................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pentingnya
Pembentukan Modal dan Manfaat –
Pembentukan
Modal.................................................................. 3
B. Sumber
Modal dalam Pembangunan Ekonomi ......................... 5
C. Efisiensi
Penggunaan Modal ..................................................... 7
D. Analisis
Kebijakan Pembentukan Modal :
Pembangunan
Seimbang dan Tidak Seimbang ......................... 8
E. Faktor-
Faktor Penghambat pada Proses Pembangunan ........... 8
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ekonomi pembangunan merupakan suatu cabang ilmu
ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara
sedang berkembang dan mendapatkan cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
agar negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat
lagi. Salah satu objek kajian dari studi ekonomi pembangunan adalah modal atau
kapital yang merupakan bentuk-bentuk kekayaan yang digunakan langsung atau
tidak langsung dalam produksi untuk menambah output (Siagian, 1989). Sering juga
dikatakan, modal atau kapital adalah barang-barang yang digunakan untuk
produksi lebih lanjut.
Kapital atau modal berperan sebagai alat pendorong
pembangunan ekonomi yang meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan
dalam mutu pendidikan, kesehatan, dan keahlian.Dengan demikian modal atau
kapital dalam rangka pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan
perlengkapannya, namun sebenarnya meliputi human capital.
Biasanya ahli-ahli ekonomi mengatakan, adanya
kemiskinan dan pembangunan ekonomi yang rendah di negara-negara sedang
berkembang disebabkan oleh kekurangan modal atau kapital sebab mereka memandang
modal mempunyai kedudukan terpenting dalam teori pembangunan ekonomi. Sebagian
ahli ekonomi menganggap bahwa modal tidak saja mempunyai kedudukan terpenting
bagi proses pembangunan, melainkan strategis pula, dalam arti proses
pembentukan modal adalah saling pengaruh-mempengaruhi dan kumulatif.Dalam
hubungan dengan pembentukan modal ini, negara-negara sedang berkembang
seolah-olah berada dalam lingkaran yang tak berujung pangkal, baik dilihat dari
segi permintaan maupun penawaran akan modal (Siagian, 1989).
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang,
dimana pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia melaksanakan
pembangunan di segala bidang.
Pembangunanadalah merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju kearah
kehidupan yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Proses pembangunan
ekonomi dalam negeri melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan jasa) di
semua sektor ekonomi domestik untuk keperluan kegiatan kegiatan tersebut, perlu
dibangun pabrik-pabrik, gedung perkantoran, mesin dan alat-alat produksi.
Selain itu juga perlu disiapkan tenaga kerja atau sumber daya manusia
(SDM/human capital) yang terampil, untuk pengadaan semua itu, termasuk
fasilitas seperti gedung sekolah, perpustakaan dan sebagainya buat mendukung
penyiapan SDM, diperlukan dana yang disebut dana investasi (Tambunan, 2000).
B.
Rumusan
Masalah
1) Apakah
pembentukan modal itu penting dan apa
saja manfaat dari pembentukan modal ?
2) Sebutkan
sumber modal dalam pembangunan ekonomi ?
3) Bagaimanakah
agar penggunaaan modal dapat efisien ?
4) Jelaskan
analisis kebijakan modal ?
5)
Apa saja Faktor- Faktor Penghambat pada
Proses Pembangunan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya
Pembentukan Modal dan Manfaat Pembentukan Modal
Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai
salah satu faktor utama dalam pembangunan ekonomi, Menurut Nurkse,
lingkarang setan kemiskinan di Negara berkembang dapat digunting melalui
pembentukan modal, sebagai akibat dari rendahnya pendapatan negara-negara
berkembang maka permintaan, produksi dan investasi menjadi rendah atau kurang.
Hal ini disebabkan kurangnya barang modal dan dapat diatasi dengan pembentukan
modal. Lewat itu persediaan mesin, alat-alat dan perlengkapan meningkat, skala
produksi meluas sehingga overheat ekonomi dan sosial tercipta. Pembentukan
modal membawa pada pemanfaatan penuh sumber-sumber yang ada sehingga dapat
menaikkan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan, menekan angka
inflasi dan defisit neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari
beban utang luar negeri . Pembentukan modal ( capital formation ) adalah faktor
vital dan strategis dalam pembangunan ekonomi. Pembentukan modal mencakup empat
aspek yang saling tergantung yaitu :
a. Kemauan
menabung dan kemampuan masyarakat untuk menabung. Jelas ketersediaan tabungan
merupakan sumber dana dalam negri yang dapat di manfaatkan oleh para investor
guna membiayai proyek-proyek pembangunan. proyek-proyek pembangunan ekonomi
membutuhkan jumlah modal yang tidak seluruhnya mampu disediakan oleh pera
penanam modal,dan kalau tabungan ini tersedia,, para penanam modal bisa
meminjamnya dari lembaga keuangan.
b. Ketersediaan
lembaga keuangan dan kredit, yang berfungsi mengumpulkan tabungan masayarakat
tadi untuk disalurkan sebagai dana investasi. Lembaga-lembaga keuangan seperti
bank, asuransi, pasar modal dan lain sebagainya, harus berfungsi mengumpulkan, mendistribusikan
dana tersebut, dan mengerahkan penanaman modal. Lembaga – lembaga tersebut juga
harus mampu merangsang masyarakat untuk menabung melalui insentif dan bunga
atau deviden.
c. Ketersediaan
Entrepreneur yang menggunakan dana tersebut dalam bentuk barang modal, yang
mempunyai motivasi kuat dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, baik karena
motif pribadi maupun karena pembangunan totalitas masyarakat.
d. Ketersediaan
human capital dalam bentuk tenaga ahli, para manager, administrator,
entrepreneur, ilmuwan, dan para inovator. Ketersediaan human capital ini dapat
berjalan bersama pembangunan ekonomi itu sendiri, yang dihasilkan dari proses
belajar dari bekerja. Kemauan untuk bekerja keras adalah modal untuk dapat
menyerap semua keahlian ini.
Pembentukan
modal memberikan manfaat seperti di bawah ini :
Ø Pembentukan
modal, menciptakan perluasan pasar
Dalam upaya
membantu menyingkirkan ketidaksempurnaan pasar, melalui penciptaan modal
overhead social dan ekonomi memotong lingkaran setan kemiskinan baik dari sisi
penawaran maupun permintaan, lebih jauh pembentukan modal membuat pembangunan
menjadi mungkin terkendali jumlah penduduk terus meningkat dengan pesat. Di
Negara berkembang yang berpenduduk tinggi seperti di Indonesia mempunyai
keterkaitan antarakenaikan output perkapita dengan rasio modal tenaga kerja.
Tetapi di Negara-negara yang bermaksud meningkatkan rasio modal – buruh
terpaksa menghadapi dua masalah : (1).Rasio modal-buruh jatuh akibat
naiknya penduduk sehingga diperlukan investasi netto yang besar untuk mengatasi
kemerosotan rasio tersebut. (2). Pada waktu penduduk meningkat dengan
pesat, menjadi sulit untuk mendapatkan tabungan yang cukup untuk memperoleh
sejumlah tingkat investasi yang diperlukan karena disebabkan rendahnya
pendapatan perkapita yang membuat kecendrungan marginal menabung tetap rendah
sehingga satu-satunya jalan dengan mempertinggi laju pembentukan modal.
Ø Pembentukan
modal mengatasi masalah neraca pembayaran.
Negara
berkembang juga dihadapkan pada masalah neraca pembayaran, sebab kebanyakan
Negara tersebut mengeksport barang primer( seperti bahan mentah dan hasil
pertanian) dan mengimport hampir semua barang manufakturdan barang modal.
Pembentukan modal domestik merupakan salah satu pemecahan pokok kesulitan
neraca pembayaran ini. Dengan mendirikan industri pengganti import, impor atas
barang-barang tersebut dapat dikurangi, pada pihak lain dengan meningkatnya
produksi segala macam barang konsumsi dan barang modal, maka komposisi eksport
menjadi berubah. Bersama-sama dengan hasil pertanian dan bahan mentah industri,
eksport barang manufaktur juga berubah. Jadi pembentukan modal membantu
memecahkan neraca pembayaran .
Ø Pembentukan
modal, dapat menyelesaikan masalah utang luar negeri.
Laju pembentukan
modal yang cepat, lambat laun dapat mengurangi kebutuhan akan modal Asing
karena pembentukan modal pada kenyataannya membantu tercapainya swasembada
suatu Negara dan mengurangi beban utang luar negeri. Jika suatu Negara meminjam
dari Negara lain untuk jangka panjang, utang tersebut merupakan beban yang
berat bagi generasi mendatang. Pada setiap pinjaman, beban utang dari hari ke
hari semakin membesar dan hanya bisa dibayar kembali dengan mengenakan pajak
yang lebih tinggi.Beban pajak meningkat dan uang mengalir keluar dalam bentuk
pembayaran utang.Dan hanya dengan pembentukan modal suatu Negara dapat terlepas
dari masalah utang luar negeri.
B.
Sumber
Modal dalam Pembangunan Ekonomi
Berdasarkan sumber modal yang akan digunakan untuk
pembangunan, usaha pengerahan modal ( Investasi ) untuk pembangunan dapat di
bedakan kepada pengerahan modal dalam negeri dan pengerahan modal luar negeri.
Modal
yang berasal dalam negeri berasal dari tiga sumber yaitu :
1. Tabungan
sukarela masyarakat
Yang dimaksud tabungan sukarela
masyarakat adalah bagian pendapatan yang diterima masyarakat yang secara
sukarela tidak digunakan untuk konsumsi.Dalam meningkatkan tabungan sukarela
perlu dibedakan menjadi 2 ( dua ) pengertian yaitu : kesanggupan menabung
(ability to save) dan keamanan untuk menabung (willingness to save) .
Tabungan sukarela masyarakat ,baru akan memberikan sumbangan kepada usaha
pembangunan apabila :
o
Para peminjam menggunakan tabungan
secara produktif, yaitu modal yang mereka pinjam akan digunakan untuk menaikan
produksi barang dan jasa dalam masyarakat.
o
Tabungan di alirkan ke badan- badan
keuangan dan selanjutnya badan-badan keuangan meminjamkanya kepada para
pengusaha yang ingin melakukan penanaman modal yang produktif .
o
Salah satu Fakator yang menentukan
tingkat tabungan sukarela adalah tingkat pendapatan per kapita tersebut
(Chenery dan Sirquin Bab 7).
2. Tabungan
pemerintah
Adalah selisih
positif antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin. Kedua jenis
tabungan ini dapat membentuk tabungan nasional yang digunakan sebagai sumber
dana investasi. Jadi, Tabungan pemerintah merupakan selisih antara
realisasi penerimaan dengan pengeluaran pemerintah.
3. Tabungan
paksa
Adalah langakah
yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan pinjaman ke masyarakat ,
badan-badan Keuangan diluar bank komersial (LKBB), bank komersial, bank sentral
dan mencetak uang baru dalam rangka menanggulangi defisti anggaran. Hampir
semua Negara berkembang merasakan bahwa tabungan sukarela dan tabungan
pemerintah adalah kurang cukup untuk memebiayayai program yang direncanakan dan
untuk mencapaitingkat pertumbuhan tertentu. Kekurangan ini mungkin dapat dan
dipenuhi dari modal luar negeri. Tetapi apabila modal tidak dapat diperoleh,
atau jumlahnya masih belum dapat untuk memenuhi keperluan tersebut, masalah itu
dapat diatasi dengan memeperlambat laju pembangunan atau melaksanakan program
anggaran belanja negara secaradefisit.
C.
Efisiensi
Penggunaan Modal
Penggunaan Modal secara efisien pertama-tama
membutuhkan keadaaan dimana modal tersebut di kombinasikan dengan factor-faktor
produksi lainnnya dalam proporsi yang selaras dengan tersediannya sumber daya
ekonomi yang dimiliki .Sebenarnya , jika semua factor produksi dan semua barang
akhir mempunyai mobilitas yang sempurna di bumi ini , kita tak perlu mengamati
perbedaan-perbedaan intensitas penggunaan modal yang sangat menyolok antara
negara-negara dalam memproduksi barang
dan jasa . namun demikian , tidak ada barang akhir maupun sumber daya produksi
yang bisa bergerak “ bebas ” melewati batas suatu negara . Kekayaan sumber daya
alam seperti timah dan cadangan mineral tidak bisa “ berpindah ” sama sekali .
Tenaga kerja tidak sepenuhnya mudah berpindah dalam jangka panjang ,
karena adanya prefensi akan lokasi dan
adanya hambatan-hambatan imigrasi . Sumber daya modal juga cenderung tidak mudah
bergerak dalam jangka wakatu pendek , Karena oleh penggunaan-penggunaan masa
kini . Tetapi dengan berjalannya waktu , modal cenderung untuk berpindah dan
dalam jumlah besar modal dapat berpindah melewati batas-batas negara .
Namun demikian , perpindahan modal melalui
batas-batas Negara tersebut puun tidaklah mudah dakam jangka panjang . Walaupun
potensi perpindahan tersebut sangat besar , mobilitas sumber daya modal ini
sering kali dihambat oleh berbagai macam rintangan masuk atau entry barriers (
batasan-batasan tentang kepemilikan modal asing dan lain-lain ) dan
rintangan-rintangan keluar atau exit barriers ( pajak ats aliran modal keluar )
yang di terapkan baik oleh NSB maupun negara-negara maju .
D.
Analisis
Kebijakan Pembentukan Modal : Pembangunan Seimbang dan Tidak Seimbang
Pembangunan seimbang adalah pembangunan yang
dilakukan secara merata di berbagai daerah,sebagai pengunaan jenis industri
secara serentak sehingga berbagai industri tersebut saling mencipta pasar bagi
satu sama lain.diantara sektor industri dengan sektor pertanian,sektor luar
negeri dengan sektor dalam negeri,dan diantara sektor produktif dengan sektor
prasarana.sehingga setiap daerah mencapai tingkat kelajuan pembangunan yang
sama. terdapat beberapa hambatan-hambatan dalam pembangunan seimbang
yaitu:
a.
memperoleh bahan mentah,tenaga
ahli,sumber tenaga (air dan listrik),dan fasilitas-fasilitas untuk mengangkut
hasil-hasil produksi ke pasar
b.
memperoleh pasaran untuk barang-barang
yang telah dan yang akan diproduksikan
Dengan demikian pembangunan seimbang itu dapatlah
didefenisikan sebagai usaha pembangunan yang berusaha mengatur program
penanaman modal secara sedemikian rupa,sehingga sepanjang proses pembangunan
tidak akan timbul hambatan-hambatan yang bersumber dari penawaran maupun
permintaan.
Pembangunan
seimbang dinamakan juga oleh segolongan ahli ekonomi sebagai teori usaha
besar-besaran (big push).yaitu sama-sama menekankan perlunya mengadakan
penanaman modal secara besar-besaran,tetapi hakekat dari kedua-dua teori tersebut
sangat berbeda sekali.
E.
Faktor-
Faktor Penghambat pada Proses Pembangunan antara lain :
1. Perkembangan
penduduk dan tingkat pendidikan yang rendah,
Perkembangan
penduduk dapat menjadi pendorong maupun penghambat pembangunan.Perkembangan
penduduk yang cepat tidak selalu menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi
jika penduduk tersebut mempunyai kapasitas untuk menyerap dan menghasilkan
produksi yang dihasilkan.Tetapi bagaimana dengan perkembangan penduduk yang
begitu cepat dinegara-negara sedang berkembang?Nampaknya hal ini belum menjadi
modal dasar yang positif, bahkan jumlah penduduk yang banyak sering kali
menjadi penghambat.
2. Perekonomian
yang bersifat dualistik,
Perekonomian
yang bersifat dualistik merupakan hambatan karena menyebabkan produktivitas
berbagai kegiatan produktif sangat rendah dan usaha-usaha untuk mengadakan
perubahan sangat terbatas sekali.Yang paling rawan adalah hambatan berupa
dualisme sosial dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap mekanisme pasar
sehingga sumber daya yang tersedia tidak digunakan secara efektif dan efisien.
3. Tingkat
pembentukan modal yang rendah,
Tingkat
pembentukan modal yang rendah merupakan hambatan utama bagi pembangunan
ekonomi. Pembentukan modal dinegara-negara yang sedang berkembang
merupakan “ Vicious Cycle “ ( lingkaran tak berujung pangkal ).
Produktivitas yang sngat rendah mengakibatkan rendahnya pendapatan
riil.Pendapatan yang rendah mengakibatkan low saving dan low invesment,
dan rendahnya pembentukan modal.
Pendapatan
yang rendah mengakibatkan tabungan rendah pula. Tabungan yang rendah akan
melemahkan pembentukan modal yang pada akhirnya kekurangan modal, masyarakat
terbelakang, kekayaan alam belum dapat dioalah, dan seterusnya sehingga
merupakan lingkaran yang tidak berujung pangkal.
4. Struktur
ekspor berupa bahan mentah
Sektor ekspor
negara sedang berkembang belum merupakan “engine of growth” karena
bersifat industri yang mendorong ekonomi dualisme yang kurang mendorong
perkembangan ekonomi lebih lanjut. Publis and Singer berpendapat bahwa dalam
jangka panjang daya tukar barang-barang yang diperdagangkan oleh negara sedang
berkembang dengan negara maju akan menjadi bertambah buruk, dan merugikan
negara sedang berkembang.
5. Proses
sebab akibat komulatif
Sebab akibat
komulatif sirkuler adalah hambatan pembangunan di daerah miskin sebagai akibat
pembangunan di daerah maju sehingga timbul gap antara daerah maju dengan daerah
miskin.Keadaan-keadaan yang menghambat pembangunan di
sebut back wash effect.
Faktor
yang menimbulkan back wash effect :
Ø perpindahan
penduduk dari daerah miskin ke daerah yang lebih maju,
Ø corak
pengaliran modal yang beraksi,
Ø pola
perdagangan dan kegiatan perdagangan terutama didominasi oleh industri-industri
di daerah yang lebih maju ini menyebabkan daerah miskin mengalami kesukaran
untuk mengembangkan pasar hasil industrinya dan memperlambat perkembangan di
daerah miskin.
Akhirnya keadaan yang menimbulkan back wash
effect adalah keadaan jaringan pengangkutan yang jauh lebih baik di daerah
yang lebih maju sehingga menyebabkan kegiatan produksi dan perdagangan dapat
dilaksanakan lebih efisien di daerah tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kapital atau modal sebagai alat pendorong
pembangunan ekonomi meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam
mutu pendidikan, kesehatan, dan keahlian.Dengan demikian modal atau kapital
dalam rangka pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya,
namun sebenarnya meliputi human capital. Maka dapat disimpulkan bahwa
akumulasi modal sebagian besar ditentukan oleh permintaan modal, disamping juga
oleh penawaran modal.Penawaran modal cenderung mengikuti permintaan untuk
investasi.Pembentukan modal lebih ditarik oleh adanya permintaan dari para
usahawan yang penuh semangat dan kemauan untuk maju daripada dorongan penawaran
modal yang berasal dari pemilik uang yang pasif.Disinilah terlihat pentingnya
peranan usahawan dalam rangka pembangunan ekonomi suatu negara, dan terlihat
perlunya mendorong timbulnya golongan ini.
Perubahan struktur ekonomi hendaknya kearah yang
lebih seimbang dan sekaligus memperkuat ekonomi dari dalam.Ketahanan ekonomi
adalah kemampuan ekonomi tersebut untuk tetap berjalan mandiri, tanpa tidak
terlalu tergantung dari ekonomi luar.Dengan ini tidak dimaksud untuk melakukan
ekonomi tertutup, melainkan menjaga struktur minimal yang mampu mandiri. Maka
pemilihan proyek-proyek pada instansi pertama hendaknya diarahkan untuk mengisi
struktur ekonomi minimal tadi, yang dalam kaitannya diturunkan oleh badan
perencana nasional ( central planing ). Struktur minimal ini juga bisa disebut
sebagai strutur dasar.
Kesalahan pemilihan investasi dapat berakibat
negatif terhadap tujuan-tujuan ekonomi yang hendak dicapai.Penentuan struktur
dasar ekonomi yang hendak direalisasikan hendaknya atas dasar analisa
ketersediaan sumber-sumber alam. Terkait dalam ini ialah struktur investasi
yang akan diikuti oleh struktur laju investasi. Yang dimaksud dengan struktur
laju investasi adalah suatu penentuan kebutuhan investasi dalam setiap sektor
per satuan waktu.Dalam kerangka yang telah ditentukan tearsebut, para investor
melakukan pemilihan, yang dikaitkan pada pencarian bidang kegiatan yang paling
menguntungkan.Investor privat melakukan pemilihan dengan tidak memperhatikan
akibatnya pada perekonomian secara keseluruhan.Sedangkan pada tingkat negara,
kriteria pemilihan investasi ialah yang paling mengutungkan bagi masyarakat
banyak. Ini berarti berkaitan juga dengan struktur laju investasi yang tidak
lain ialah komposisi investasi nasional.Di sinilah orang berbicara tentang pola
investasi yang optimal, bukan maksimal dapat di capai, menghindari pola
investasi yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang dapat
mengorbankan tujuan-tujuan lain dari pembangunan ekonomi.
B.
Saran
Investasi ditujukan untuk memajukan pembangunan
ekonomi di Indonesia selanjutnya, maka pertimbangan kriteria investasi
seharusnya diarahkan kepada sektor-sektornya yang “growing points” dalam
perekonomian, yaitu pada bidang atau lapangan yang dapat memberi perkembangan
yang lebih cepat, membutuhkan investasi tambahan yang cukup besar tetapi
mempunyai permintaan yang sudah tersedia. Hal tersebut akan memberikanexternal
economies yang sangat penting bagi industri-industri lainnya yang ada dan
akan menimbulkan permintaan produk suplementer dan jasa. Dengan kata lain,
investasi itu harus diarahkan sedemikian rupa sehingga memajukan integrasi
horizontal dan vertikal dalam proses produksi
DAFTAR
PUSTAKA
Bourdieu,
P. 1986. The Form of Capital.In J. Richardson (Ed). Handbook of
Theory and Research for Sociology of Education. New York: Greenwood Press.
Coleman,
J. 1990. Foundations of Social Theory. Cambridge Mass: Harvard University
Press.
Kamaluddin,
Rustian. 1987. Beberapa Aspek Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Siagian,
H. 1989. Pembangunan Ekonomi dalam Cita-Cita dan Realita. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق