Selasa, 01 Februari 2022

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

 

BAB II

SEKOLAH YANG EFEKTIF

 

Pertama, perlu dijelaskan dahulu penggunaan kata ‘’efektif’’. Sebuah tingkatan efektif maksudnya adalah apabila dapat mencapai tujuan objektif spesifiknya. Jadi, agar efektif, suatu tindakan atau institusi harus mencapai sesutu melalui tindakan yang disengaja. Artinya, sekolah efektif apabila telah ditetapkan target dan kemudian dapat mencapai target tersebut.

Dalam hal ini, tentunya ada perbedaan yang jelas antara efektivitas dan efisiensi. keduanya menyangkut pencapaian, namun kata efisien juga mengandung pengertian produktivitas, yaitu mencapai tujuan tanpa pemborosan sumber daya atau usaha. Dengan demikian, suatu sekolah dapat saja efektif tetapi tidak efisien, karena sekolah mampu mencapai tujuan, akan tetapi dengan biaya yang terlalu besar. Sebaliknya, sekolah dapat bersifat efisien, tetapi tidak efektif, karena hemat dalam penggunaan sumber daya, akan tetapi tidak mampu mencapai hasil yang telah ditargetkan sebelumnya.

Sejak pertengahan dasawarsa 1970-an, telah muncul berbagai gerakan untuk menciptakan sekolah yang efektif. Dalam hal ini, diakui bahwa sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kemampuan administrator sekolah untuk memahami berbagai karakteristik sekolah sangat dituntut oleh adanya kompleksitas sekolah.

            Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai sekolah yang efektif ini. Diantaranya laporan Prof. James Coleman di Amerika Serikat tahun 1966 yang menyatakan bahwa ‘’Variabel lingkungan keluarga adalah hal terpenting dalam menjelaskan keragaman tingkat prestasi bagi semua kelompok ras, kelompok daerah; fasilitas, dan kurikulum sekolah merupakan variable dengan nilai kepentingan paling kecil’’.

            Laporan merupakan salah satu survey yang komprehensif terhadap siswa meliputi ribuan anak-anak dari setiap bagian Negara USA tersebut. Hal ini tentunya menyulut kontroversial karena menganggap bahwa sekolah hanya memberikan sedikit pengaruh dalam mendukung prestasi anak yang bebas dari latar belakangnya dan konteks social umumnya.

            Dengan demikian, perlu adanya sekolah yang efektif, dan untuk itu, unsur administrasi sangat penting karena administrasi pendidikan merupakan suatu proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan, yaitu meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan, dan pembiayaan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personal, material, maupun spiritual, untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

            Perencanaan salah satu aspek administrasi yang meliputi proses pengambilan keputusan mengenai apa yang akan dilakukan sekolah di masa yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan sekolah yang efektif berarti menentukan tujuan yang harus dicapai oleh sekolah tersebut, dengan menentukan program prioritas, dan menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menentukan tenaga dan biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dibuat oleh penyelenggara sekolah tersebut.

            Sekolah yang efektif harus mempunyai langkah-langkah perencanaan yang meliputi:

1.    mengumpulkan dan mengolah data atau informasi untuk menentukan indikaror-indikator sekolah yang berprestasi, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar sekolah.

2.    Menganalisis data yang ada sebagai masukan untuk menyusun perencanaan sekolah yang berprestasi tersebut.

3.    Merumuskan kebijakan mengenai sekolah yang berprestasi tersebut.

4.    Memprediksi kebutuhan yang akan datang, baik terhadap input, proses, maupun outputsekolah, yang diharapkan bisa memenuhi standar prestasi dan kualitas yang telah ditentukan.

5.    Menetapkan sasaran dan alternative strategi yang dapat mendukung terwujudnya sekolah yang berprestasi, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.

6.    Memperhitungkan anggaran yang dibutuhkan dalam rangka membiayai rencana yang akan dilaksanakan oleh sekolah, dan mengetahui sumber-sumber pembiayaan sekolah, baik yang berasal dari pemerintahan maupun masyarakat.

 

Pengorganisasian merupakan suatu proses dalam mengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sehingga secara bersama-sama dalam berupaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada perencanaan sebelumnya. Artinya, suatu perencanaan sekolah tidak hanya menentukan tujuan, tetapi juga merencanakan sekolah tidak hanya menentukan tujuan, tetapi juga merencanakan bagaimana cara mencapainya. Dalam hal ini, organisasi pelaksanaan yang baik tentu akan sangat menunjang dalam upaya mencapai tujuan terasebut. Pengorganisasian pelaksanaan program sekolah ini sebaiknya dirancang dinamis dengan memperhatikan factor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari organisasi sekolah yang ada.

Setelah perencanaan dan pengorganisasian dirancang dengan sebaik-baiknya, maka selanjutnya perlu dilaksanakan operasionalisasinya agar dapat mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan ini, harus pula diidentifikasi hambatan dan peluang yang mungkin ada, dengan mengidentifikasi hambatan dan peluang tersebut, Diupayakan untuk mencari solusi pemecahan sehingga dengan demikian dapat menjamin keberhasilan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan tersebut dalam upaya mewujudkan sekolah yang efektif.

Pengkoordinasian merupakan upaya untuk menggalang kerja sama diantara berbagai unsur yang terlibat dalam melaksanakan rencana-rencana yang telah ditentukan untuk mewujudkan sekolah yang efektif ini. Artinya, upaya mewujudkan hal ini bukan hanya merupakan tanggung jawab kepala sekolah semata, tetapi juga merupakan tanggung jawab semua komponen yang terlibat dalam sekolah, baik tanggung jawab terhadap sumber daya fisik maupun sumber daya manusia (SDM).

Setelah adanya perencanaan yang benar dan pelaksanaan yang tepat terhadap tugas-tugas kependidikan disekolah, maka diperlukan adanya pengontrolan atau pengawasan untuk menentukan apakah sasaran yang telah ditentukan, yang dalam hal ini bertujuan untuk menciptakan sekolah yang efektif, sudah dapat diwujudkan atau belum.

Pengontrolan atau pengawasan merupakan suatu proses untuk mengamati pelaksanaan kegiatan sekolah agar dapat menjamin bahwa tujuan sekolah atau sasaran yang telah ditetapkan dapat atau telah dilaksanakan dengan baik, dan disisi lain, dapat mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksaanan tersebut secara dini.

Ketika proses pelaksanaan kegiatan sekolah tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka berarti pengontrolan atau pengawasan dapat berhasil melakukan tugasnya untuk mewujudkan fungsi-fungsi pengawasan atau pengontrolan. Banyak hal yang dapat diawasi pelaksanaannya dilapangan, apakah menyangkut tentang kinerja guru dalam mengajar, tugas-tugas administratif, kemungkinan penyimpangan keuangan, pengadaan sarana dan prasarana, evektifitas dan efesiensi pengajaran dikelas, sistem penggajian, dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, ada sembilan variabel yang melekat pada sekolah yang efektif, yaitu:

1.         Tingkat kehadiran tenaga pendidik (guru).

2.         Berbagai aktivitas guru yang telah ditentukan.

3.         Antusiasme guru.

4.         Kepedulian guru terhadap pembelajaran dan tingkat pencapainnya.

5.         Menghindari adanya ketitik yang ekstrim.

6.         Memberikan respon yang positif terhadap para peserta didik.

7.         Adanya kesempatan yang diberikan kepada para siswa untuk mempelajari materi sesuai dengan kriteria.

8.         Penggunaan komentar yang terstruktur oleh para guru.

9.         Penggunaan tingkat kognitif, baik dalam pertanyaan maupun diskusi.

Berkaitan dengan hal diatas, karakteristik sekolah yang efektif dapat ditandai dengan:

a.    Pelajaran yang diberikan berorientasi kerja dengan waktu yang difokuskan pada persoalan pokok, dan para guru bekerja dan merencanakan secara bersama-sama, serta adanya administarasi yang baik.

b.    Adanya sistem imbalan yang resmi, penghargaan masyarakat, dan umpan balik langsung bagi siswa yang berprestasi.

c.    Para siswa memiliki tanggung jawab atas masalah keseharian mereka disekolah.

d.    Pekerjaan rumah yang diberikan dapat diintegrasikan dan ditindaklanjuti.

e.    Sekolah yang efektif secara terbuka menekankan prestasi akademik dan siswa diharapkan dapat bekerja keras dan mencapai keberhasialan.

f.     Sekolah yang efektif juga memiliki iklim dan etos kerja yang baik.

Richard hersh pada tahun 1982 juga mengadakan penelitian mengenai karakteristik sekolah yang efektif ini. Ia menemukan beberapa elemen yang dapat mendukung efektifitas sekolah, yaitu:

1.         Adanya tujuan akademik yang jelas.

2.         Adanya tata tertib dan kedisiplinan.

3.         Adanya tingkat pengharapan yang tinggi.

4.         Adanya profesionalitas guru.

5.         Adanya pengembangan karir yang baik.

6.         Adanya tingkat insentif dan penghargaan masyarakat.

7.         Adanya dukungan masyarakat.

8.         Adanya kepemimpinan administratif.

9.         Adanya waktu pembelajaran akademik yang tinggi.

10.      Adanya monitoring terhadap pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa.

11.      Adanya administrasi kurikulum yang baik.

12.      Adanya variasi strategis yang digunakan guru dalam mengajar.

13.      Adanya responsibilitas para siswa.

Gerakan menciptakan efektivitas sekolah ini dapat dilihat dari berbagai konteks,

yaitu:

a.    Efektifitas sekolah difokuskan sejauh mengenai sekolah, yaitu kelanjutan sekolah dan persekolahan dalam bentuk terakhirnya dana dalam kerangka lembaganya yang ada sekarang.

b.    Efektivitas sekolah berarti adanya ukuran hasil, yaitu berupa nilai prestasi standar yang dicapai oleh siswa.

c.    Perhatian terhadap efektifitas sekolah telah muncul secara berdampingan dengan perhatian terhadap produktivitas, efisiensi, dan keterukuran.

d.    Efektivitas sekolah biasanya melibatkan kegiatan evaluasi dan peninjauan ulang.

e.    Efektivitas sekolah memerlukan adanya penerapan kontrol dan adanya administrasi yang baik.

f.     Efektivitas sekolah dapat menyelenggarakan praktek mutakhir bukan membahas guncangan perubahan sosial yang cepat dan datangnya ekonomi pasca industri.

Disamping itu, peranan administrator juga turut menentukan terciptanya sekolah yang efektif. Hal ini meliputi:

1.    Adanya kepemimpinan administratif yang kuat, khususnya dalam proses pembelajaran.

2.    Adanya iklim yang kondusif dalam pembelajaran, yaitu rasa aman dan kedisiplinan.

3.    Upaya sekolah yang ditekankan pada pembelajaran untuk pencapaian keahlian secara mendasar.

4.    Para guru biasanya mengharapkan bahwa semua siswa dapat memperoleh tingkat pencapaian yang sama dari berbagai latar belakang.

5.    Adanya sistem monitoring dan penilaian terhadap kinerja siswa dalam mencapai tujuan instruksional (pembelajaran).

Untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif ini, ada bebrapa variabel yang harus diperhatikan, yaitu:

1.         Adanya kolaborasi perencanaan dan hubungan kolega.

2.         Adanya perasaan kemasyarakatan.

3.         Adanya tujuan yang jelas dan tingkat pengharapan yang tinggi.

4.         Adanya tata tertib dan disiplin yang tinggi.

Dengan demikian, sekolah yang efektif memiliki tuntunan terhadap berbagai aspek yang harus dibenahi dari sistem persekolahan kita dewasa ini, yaitu meliputi visi dan misi sekolah, pemahaman terhadap tujuan sekolah, kepemimpinan administrator, pemanfaatan sumber daya dan prosedur untuk mendukung tujuan tersebut. Sekolah tidak akan menjadi cukup berarti tanpa adanya administrasi yang tertata dengan baik.

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB III

PEMBIAYAAN SEKOLAH

 

Pendidikan yang berkualitas merupakan suatu investasi yang mahal. Masyarakat industry modern yang menyadari hal ini akan menanmkan investasi yang besar untuk industri pendidikan. Kesadaran masyarakat untuk menanggung biaya pendidikan pada hakikatnya akan memberikan suatu kekuatan pada masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan.Hal ini berbeda sekali dengan keadaan di Negara berkembang dimana ada keengganan masyarakat untuk membagi beban pendidikan yang tampak dalam relative rendahnya social rate of retund dan tingginya private rate of return investasi dalam bidang pendiddikan.

Sementara itu, pembiayaan pendidikan yang cukup besar dalam masyarakat industry modern berasal dari orang tua, masyarakat, dan dunia industry. Orang tua akan menyadari dan menanggung biaya pendidikan (SPP) yang lebih riil, sedangkan dari sector pemerintah kemungkinan melalui pajak pendidikan. Dari masyarakat dapat berupa sumbangan begitu pula dari duia industry, misalnya untuk melakukan penelitian.

Dengan demikian, pendidikan sebagai proses produksi yang menghasilkan lulusan yang berhasil dapat ditentukan oleh jumlah pendaftaran dan komponen-komponen input dalam suatu sistem pendidikan. Namun demikian, pada sekala ekonomi mikro dan tingkatan keluarga atau suatu lembaga pendidikan, tidak terdapat hubungan yang fungsional antara biaya bagi produsen (lembaga) dengan biaya bagi konsumen (keluarga).

Persoalannya lembaga pendidikan (sekolah) pada umumnya tidak langsung menanggung seluruh biaya karena gaji guru dan sarana pendidikan dominan bersumber dari pemerintah bagi sekolah negeri atau dari yayasan bagi sekolah swasta. Sedangkan uang pemerintah sebagian dari masyarakat melalui pembebasan wajib pajak.Pajak dibayar oleh masyarakat dipandang sebagai biaya tidak langsung. Oleh karena itu, pendidikan dapat dipandang sebagai aktivitas yang bersifat pelayanan umum.

Sekolah sebagai produsen jasa penddikan secara teoritis menimbulkan konsep biaya yang sama dengan bidang -bidang aktivitas lainnya. Sekolah memerlukan dana yang akan dipergunakan dalam berbagai keperluan yaitu untuk gaji guru, tenaga kependidikan lainnya serta tenaga administrasi, biaya pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana (seperti ruang belajar, ruang laboratorium, ruang perpustakaan,ruang/gedung bangunan, dan fasilitas pendidikan lainnya),dan biaya penyelenggaraan pendidikan perluasan dan pengembangan.

Dengan kata lain, kualitas suatu sekolah dapat dicapai tergantung dari ketersediaan sumber daya manusia dan fasilitas pendidikan lainnya.Seluruh komponen dan kegiatan pendidikan ini hanya dapat dipenuhi apabila didukkung oleh pembiayaan yang memadai. Oleh karena itu setiap sekolah perlu membuat rencana kerja tahunan yang terdidi dari sejumlah kegiatan pembangunan pada tahun yang bersangkutan disertai dengan pembiayaan sesuai dengan sumber pendapatannya.

Anggaran biaya sekolah terdiri dari dua sisi yang stu sama lain saling berkaitan, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapa tujuan-tujuan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur, atau diterima secara tidak teratur. Sedangkan anggaran pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan sekolah.

Untuk mendukung kelancaran kegiatan sekolah tersebut, ada beberapa sumber pembiayaan sekolah, yaitu:

1.     Dana dari masyarakan yang tergabung dalam Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3), yang anggotanya terdiri dari para orang tua atau wali siswa di sekolah tersebut,

2.     Dana dari lembaga penyelenggara pendidikan atau pemerintah

3.     Dana dari donator.

4.     Dana dari Unit Pendanaan Sekolah.

Lembaga-lembaga milik masyarakat yang menjadi pemakai hasil pendidikan, khususnya badan usaha yang bergerak di dunia usaha dan industri merupakan unsur masyarakat yang paling pantas dan paling potensial untuk dimnita berpartisipasi dalam penyediaan dana bagi penyelenggaraan program-program pendidikan di sekolah, karena ke;ompok inilah yang aman menikmati hasil-hasil pendidikan dalam wujud menggunakan para lulusan suatu lembaga dalam kegiatan usahanya.

Krisis ekonomi yang terjadi dewasa ini sangat mempengaruhi kelangsungan penyelenggaraan pendidikan, karena konsekuensinya tentulah menurunya kemampuan ekonomi masyarakat sebagai salah satu sumber anggaran pendidikan, sementara kebutuhan biaya pendidikan tidak dapat diabaikan. Dan dalam hal ini, sekolah harus membiayai pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut.

Disisi lain, sebagaimana yang dikemukakan oleh kotler, bahwa segala perencanaan harus memperhitungkan efektivitas perhitungan biayanya, seperti dalam dunia modern, maka untuk menghidari kegagalan terpenting adalah menentukan segmen pasarnya terlebih dahulu. Sejauh mana kemampuan manajer untuk menjaga pelanggannya melalui tanggung jawab yang dimilikinya. Apabila mereka ingin melaksanakan pemasaran secara efektif, maka segalanya akan tercapai dengan cara seluruh komponen yang ada didalamnya ikut andil secara maksimal dalam melihat secara langsung kebutuhan pelanggan tersebut.

Dalam pembiayaan sekolah ini, ada dua jenis anggaran yang harus dipersiapkan, yaitu:

1.    Anggaran rutin, yaitu biaya yang harus dikeluarkan setiap bulan, yang meliputi:

a.    Belanja pegawai, berupa gaji, honor, lembur, dan lain-lain

b.    Tunjangan-tunjangan, berupa asuransi kesehatan, dan pensiun, bea siswa, dan kunjungan sosial

c.    Operasional kantor yang meliputi alat tulis kantor, cetak/copy, rumah tangga, berupa pembayaran listrik, telepon, air, surat kabar/buletin, konsumsi, BBM, pemeliharaan, kebersihan; biaya eskpedisi, baik surat maupun barang; rapat atau tamu, berupa biaya konsumsi dan transport; dan iuran-iuran lain, seperti pembayaran PBB dan keanggotaan dalam himpunan.

2.    Anggaran tidak rutin, yaitu biaya yang dikeluarkan pada awal cawu/ semester atau tahunan, yang meliputi:

a.    Biaya penyelenggaraan pendidikan, yaitu biaya yang berkaitan langsung dengan kegiatan pembelajaran, yang meliputi biaya pengadaan alat dan bahan praktek, serta pengadaan media dan bahan ajar.

b.    Biaya pengembangan sarana dan prasarana, yang meliputi penambahan inventaris kantor, penambahan ruang, biaya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, rehabilitasi, pengecatan, penghijauan, pelatihan komputer, biaya promosi sekolah, dan biaya-biaya lain yang bersifat insidentil.

 

Pengalokasian dana ini harus sedemikian rupa sehingga dana yang tersedianya dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Dan alokasi dana harus disusun berdasarkan realita dan skala prioritas, bukan berdasarkan pemerataan semata.Atau yang lebih ironis lagi, apabila dana sudah turun, akan tetapi kesulitan menggunakannya karena tidak adanya perencanaan sebelumnya. Dalam Menyusun anggaran sekolah ini hendaknya tidak asal dibuat saja, tetapi harus dengan memperhatikan aspek-aspe sebagai berikut :

1.     Aspek Struktur, yaitu dimulai dengan mengidentifikasi kelompokkelompok program dan elemen-elemennya agar memperoleh tujuan-tujuan yang diinginkan.

2.     Aspek Analisis, yaitu untuk mengetahui tingkat efektifitas biaya pada setiap tugas melalui alternatif-alternatif yang disediakan untuk menyelesaikan tugas tersebut.

3.     Aspek control, yaitu sebagai pedoman bagi para pelaksana pendidikan, dalam melakukan tugasnya dalam menggunakan uang dan sebagai alat bagi pemimpin untuk mengontrol penggunaan dana oleh para bawahannya.

4.     Aspek data dan informasi, yaitu data yang ada sebelum,pada saat implementasi, maupun sesudahnya, yang perlu dipelajari oleh perencana anggaran sebelum mengalokasikan biaya.

 

Dalam hal ini, belanja sekolah sangatlah ditentukan oleh besarnya anggaran pendapatan atau penerimaan sekolah yang diterima dari berbagai sumber baik secaa langsung atau tidak. Pengeluaran sekolah tersebut dapat dikategorikan ke dalam beberapa hal, yaitu.

1.    Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran.

Pelaksanaan pelajaran tidak dapat berlangsung secara baik tanpa didukung oleh perangkat pendukung baik berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), dengan demikian jelas membutuhkan biaya untuk mewujudkan perangkat keras dan lunak tersebut. Ketersediaan dan kelengkapan perangkatperangkat tersebut akan ikut mendukung suksesnya pihak sekolah untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas.

2.    Pengeluaran untuk tata usaha sekolah.

Pengeluaran sekolah yang menyangkut surat-menyurat administrasi, persiapan ujian, pelaporan, dan sebagainya memerlukan alokasi dana (biaya)khusus dari RAPBS,karena pengeluaran sikolah untuk tata usaha sekolah ini merupakan jenis pengeluaran rutin, sehingga anggaran biaya tata usaha sekolah ini harus ada.Jika anggaran biaya untuk tujuan tata usaha ini tidak ada, kelihatannya sulit untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas.

3.    Pemeliharaan sarana dan prasarana (fasilitas )sekolah.

Sarana dan fasilitas sekolah merupakan komponen penting yang secara langsung mempengaruhi dan mendukung aktifitas dan proses pembelajaran disekolah, dengan demikian sarana dan fasilitas sekolah ini juga mutlak harus ada. Sarana dan fasilitas tersebut, mungkin hanya diperoleh dari bantuan pemerintah atau pihak yayasan penyelenggaraan pendidikan, akan tetapi yang perlu diketahui bahwa sarana dan fasilitas tersebut tidak diperoleh setiap saat, akan tetapi diperoleh dalam jangka waktu yang tidak tertentu. Sudah barang tentu, waktu penggunaan tidak dapat digunakan selama pendidikan tersebut ada, akan tetapi mungkin hanya pada saat tertentu memerlukan renovasi, atau pengadaan sama sekali.

4.    Kesejahteraan pegawai (guru)

Kesejahteraan pegai juga menjadi kata kunci untuk mewujudkan sekolah yang berprestasi. Hal ini disebabkan karena guru atau pegawai secara langsung berhubungan dengan siswa,guru jugalah secara langsung mengarahkan potensi kurikulum secara maksimal kepada siswa.Ketika persoalan kesejahteraan guru tidak diperhatikan atau kurang proporsional, maka kendali sekolah akan kehilangan arah.Dikatakan demikian karepelaporanna guru akan mengalami kekurangan gairah kerja, jika hal ini yang terjadi, maka jelas akan menyebabkan pelayanan guru terhadap siswa di kelas ikut menurun.

5.    Administrasi

Alokasi biaya untuk tujuan administrasi sangat diperlukan untuk tujuan mendesak yang menyangkut anggaran rutin untuk keperluan sekolah sehari-hari atau mungkin juga anggaran tidak rutin untuk persiapan yang tidak terduga.Akan tetapi yang tidak kalah pentingnya pengeluaran biaya sekolah dari segi administrasi ini.

6.    Pembiayaan tenaga Kependidikan.

Pembiayaan terhadap tenaga kependidikan adlah sebagai bentuk imbal jas yang diberikan kepada sekolah. Dengan pembiayaan yang tinggi tersebut, diharapkan tenaga kependidikan mampu untuk melaksanakan fungsinya secara professional pula,Untuk itu tenaga kependidikan atau guru dalam hal ini harus terus diupayakan untuk membekalinya dengan pengetahuan-pengetahuan baru atau metodologis, mengenai tugas-tugas yang diembannya, baik tugas-tugas yang menyangkut tugas-tugas rutin sebagai guru dan tenaga kependidikan lainnya, atau mungkin juga tugas-tugas sampingan yang dipegangnya yang pada prinsipnya mendukung program pendidikan di sekolah.

7.    Pendataan

Sekolah dalam melakukan fungsi dan perannya sebagai lembaga pendidikan, tentu memerlukan pendataan dalam bentuk pelaporan-pelaporan. Maka dalam hal ini, sekolah harus melakukan alokasi dana atau biaya, agar tugas-tugas rutin dapat berjalan dengan lancar. Pendataan ini penting untuk dilakukan, untuk memberikan data masukan kepada pemerintah, disamping untuk mengetahui indeks perkembangan kemajuan sekolah dalam jangka waktu tertentu.

Dalam membuat Anggaran Pendapatan belanja sekolah ini harus membuat beberapa analisis terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut :

1)    Analisis Keefektifan biaya ; Suatu pekerjaan disebut efektif apabila pekerjaan tersebut dikerjakan dengan tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Biaya pendidikan di sekolah tersebut digunakan secara efektif yang berarti bahwa biaya tersebut diarahkan hanya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan semula.

2)    Analisis Kemanfaatan Biaya; Analisis kemanfaatan biaya sekolah adalah analisis yang berusaha untuk membandingkan antara biaya yang digunakan oleh suatu alternative dengan estimasi manfaatnya atau nilai Outcome-nya. Estimasi manfaat suatu alternatif mengacu kepada nilai Outcome yang dihasilkan program yang dikerjakan dengan memakai alternatif tersebut. Nilai Outcome suatu program dapat bersifat kuantitatif, tetapi estimasi manfaat alternatif adalah atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang sudah tentu dapat saja diubah menjadi kualitatif. Karena itu, analisis ini tidak selalu menuntut data yang bersifat kuantitatif.

3)    Analisis kefisibilitasan Biaya; Bila analisis keefektifan biaya, analisis keuntungan biaya, dan analisis kemanfaatan biaya sekolah dapat diukur melalui angka yaitu biaya yang terendah atau rasionya masing-masing untuk mendapatkan alternafif yang terbaik maka analisis kefisibilitasan biaya sekolah tidak dapat diukur secara kuantitatif.Analisis ini hanya melihat apakah biaya yang dipakai oleh alternative itu cukup atau tidak dihubungkan dengan dana yang tersedia .Bila biaya alternative melebihi dana dan sumber-sumber pendidikan perguruan tinggi islam lainnya, maka rencana itu tidak dapat dilaksanakan atau alternative itu tidak fisibel.

Dengan adanya perubahan paradigma dalam sistem finansial atau budget ini, maka diharapkan sekolah mampu mandiri dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh lembaga, dan mengembangkan semangat enterpreneurship (kewirausahaan), dan mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, agar dalam hal pembiayaan, sekolah tidak terlalu terikat lagi dengan anggaran yang diberikan oleh pemerintah bagi sekolah yang negeri, atau anggaran dari yayasan dari sekolah yang swasta.

WEB APLIKASI UNTUK SISWA ULANGAN ATAU TES

  KLIK DISINI UNTUK MENGGUNAKAN WEB APLIKASINYA terima kasih untuk guru hasil dari tes/ulangan siswa bisa dilihat di link bawah ini: https:/...